Jakarta -Perdagangan kemarin (16/01) walaupun sempat menguat diawal sesi akhirnya IHSG berakhir melemah seiring dengan pelemahan Rupiah sebesar 0.33%. IHSG ditutup turun di level 4,412.48 sebesar 0.66% atau 29.10 poin. Menguatnya bursa global pada perdagangan sebelumnya karena didorong data ekonomi AS yang membaik tidak mampu membuat IHSG untuk berakhir positif.
Investor lebih memilih untuk melakukan aksi profit taking pasca kenaikan IHSG tiga hari berturut-turut. Hampir seluruh sektor melemah, hanya sektor Agrikulture dan Pertambangan yang menguat dengan penguatan masing-masing 0.84% dan 0.03%. Investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp274 miliar.
Sementara itu, Indeks bursa AS pada perdagangan semalam ditutup mixed, di mana Indeks Dow Jones turun 0.39% ke 16,417.01, Indeks S&P melemah 0,13% menjadi 1,845.89, namun indeks Nasdaq berhasil mengalami penguatan sebesar 0,09% ke level 4,218.69. Variatifnya pergerakan bursa Wall Street karena investor merespon keluarnya beberapa data ekonomi seperti: Initial Jobless Claims yang menjadi 326.000 lebih baik dari sebelumnya 328.000 atau sesuasi ekspektasi. Di samping itu, inflasi AS juga sesuasi ekspektasi yakni sebesar 1.5% YoY dari sebelumnya 1.2%. Namun data NAHB Housing Market Index mengalami perlambatan menjadi 56 di bawah ekspektasi sebesar 58 yang membuat pergerakan bursa AS tertahan.
Hari ini kami perkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan mengalami pelemahan akibat aksi profit taking lanjutan dari para pelaku pasar. Sementara itu, bursa Asia dibuka variatif. Secara teknikal, IHSG membentuk menyerupai black marubozu, indikator MACD bergerak sedikit mendatar dengan histogram positif memanjang, indikator stochastic sudah di area overbought. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support di level 4.362 dan resistance di level 4.457. (detik.com)