Jakarta -Laju IHSG akhirnya tersendat dengan mulai adanya aksi profit taking. Meski tidak sampai membuat IHSG anjlok signifikan dan mendekati utang gap 4393-4398 namun, tetap saja laju IHSG terpengaruh dengan adanya aksi tersebut. Adanya pemberitaan bahwa Bank Dunia memberikan penilaian pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan variatifnya laju bursa saham Asia yang mulai berkurang penguatannya meski masih dapat ditutup menguat membuat pelaku pasar termotivasi untuk melakukan aksi jual. Di sisi lain, kembali melemahnya nilai tukar Rupiah turut menambah sentimen negatif. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4457,76 (level tertingginya) di awal sesi dan menyentuh level 4398,12 (level terendahnya) juga di awal sesi 1 dan berakhir di level 4441,59. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Jumat (17/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4385-4400 dan resistance 4432-4460. Berpola menyerupai spinning pada upper bollinger bands (UBB). MACD uptrend terbatas dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai downreversal. IHSG hampir menyentuh target resisten (4460-4478 ) namun, harus berakhir di kisaran target support (4375-4424) sehingga akan membuka aksi ambil untung lanjutan jika sentimen yang ada kurang mendukung. Apalagi dengan adanya utang gap 4393-4398 memberikan peluang yang cukup besar untuk pelemahan. (detik.com)