INILAHCOM, Jakarta IHSG diprediksi menguji resistance 4.650-4.700. Bahkan, ada target 4.800. Namun demikian, pemodal saham tak disarankan mengejar saham yang harganya sudah melambung. Mengapa?
Pada sesi pertama perdagangan Jumat (14/2/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 33,027 (0,72%) ke posisi 4.631,248. Level tertinggi 4.632,343 dan terendah 4.613,899. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp209,8 miliar.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, sentimen negatif dari data manufaktur China ternyata tidak membuat Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi. "Indeks ini semalam bahkan kembali memberikan signal positif, dengan ditutup di atas resistance pertama di 16.100," kata dia di Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Kondisi ini, lanjut dia, membuat IHSG hari ini melanjutkan kenaikan yang sudah terjadi pada pergerakan kemarin. Kisaran utama IHSG, tetap berada pada 4.570-4.600. "Akan tetapi, dengan sentimen positif yang ada, IHSG sepertinya bakal memiliki peluang untuk menguji resistance 4.650-4.700 dalam beberapa hari perdagangan ke depan," ujarnya.
Menurut dia, posisi pemodal asing yang masih terus melakukan akumulasi, diperkirakan bakal menjadi sumber dari sentimen positif. "Pemodal asing sepertinya masih akan terus melanjutkan akumulasi pada saham-saham sektor perbankan, semen, komoditas, di samping juga pada saham big caps, seperti PT Astra International (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM)," tuturnya.
Sementara itu, pengamat pasar modal Sem Susilo menyarankan bagi pemodal yang baru masuk pasar agar tidak mengejar saham-saham yang harganya sudah naik tinggi. "Dengan kenaikan indeks, pemodal seharusnya biasa saja dan tidak perlu panik. Tetap fokus tanggap peluang yang diproduksi oleh market," ujarnya.
Sem sendiri berprinsip buy on strong support, bukan sudah naik baru mau dikejar karena risikonya sangat tinggi. "Seperti saham PT Astra Otoparts (AUTO) dan PT Bisi Internastional (BISI) potensi dua saham ini masih sangat besar," timpal dia.
Akan tetapi, dia mengingatkan, jika dia merekomendasikan beli saat ini, sama saja mengajarkan berjudi di pasar. "Kita berharap saham AUTO bisa menembus Rp3.600 untuk melapangkan jalan," ungkap dia.
Di sisi lain, kaa dia, cuaca intermarket masih mendung, tapi masih dalam kategori wajar. "Saham PT Bisi Internastional (BISI) target kita berikutnya Rp700 atau Rp800. Mulai muncul energi akumulasi di saham PT Ciputra Property (CTRP)," ungkap dia.
Lebih jauh dia menjelaskan, investor asing masih berposisi net buy. "Resisten IHSG di di 4.800 nanti sangat kuat. Mungkin di area ini kita akan tarik pasukan dulu. Dalam kisaran 4.600-4.700, kita akan evaluasi perkembangan terkini market," imbuhnya.