INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) sebesar US$73,60 per ton pada periode Mei 2014.
Harga ini jauh lebih rendah ketimbang tiga bulan sebelumnya. Per Apri lalu HBA dipatok US$74,81 per ton. Sementara Maret US$77,01 per ton, dan Februari US$80,44 per ton.
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), Bob Kamandanu mengatakan, penyebab turunnya harga batu bara lantaran permintaan berbanding terbalik dengan pasokan. Pasokan yang tersedia di pasar global dinilai sangat besar ketimbang permintaannya.
Karena itu, pihaknya menilai sampai akhir tahun, tren harga batu bara tetap mengalami penurunan yang cukup signifikan. "Pemicu melemahnya harga batu bara karena perekonomian dunia belum membaik," kata Bob di Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Bob menuturkan melemahnya harga komoditas ini berdampak terhadap perusahaan batubara nasional. Meski demikian pihaknya memprediksi produksi batubara hingga akhir 2014 tetap sama dengan tahun lalu yang mencapai 400 juta ton.
"Masih ada perusahaan yang belum terkena dampak tapi marginnya sedikit. Itu yang membuat mereka meningkatkan produksi," ujarnya.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM, R. Sukhyar sebelumnya mengungkapkan harga batu bara terus mengalami penurunan. Hal ini akibat sejumlah negara mengekspor produksinya ke pasar Internasional. "Amerika Serikat melepas batubara karena gunakan shale gas. Afrika juga melepasnya," katanya.