INILAH.COM, Singapura - Bursa saham Asia mengalami pukulan ke zona negatif pada perdagangan Jumat (25/10/2013). Investor mengkhawatirkan terjadi lagi krisis likuiditas di China seperti bulan Juni 2013 lalu.
Indeks Nikkei turun ke level terendah dalam dua pekan terakhir. Untuk indeks Shanghai melemah ke level terendah dalam tujuh pekan terakhir. Sedangkan indeks Kospi dan indeks India hanya melemah tipis. Sementara indeks ASX naik ke level tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Indeks Nikkei terpangkas 2,7%, indeks Shanghai turun 1,4%, indeks ASX naik 1,2% ke 5.386,3, indeks Kospi turun 0,6%. Untuk suku bunga jangka pendek di China terus mengkhawatirkan pasar yang naik menjadi 4,8 persen. Sementara untuk repo overnight naik menjadi 7,5 persen sebagai level tertinggi sejak Juni 2013 lalu.
Bank sentral China memperketat likuiditas dengan menaik uang tunai dari sistem keuangan untuk ketiga kalinya dalam dua pekan terakhir pada Kamis (24/10/2013) kemarin. Kenaikan harga rumah, aliran dana asing ke perbankan dan data ekonomi China telah menjadi alasan kuat bagi bank sentral Negeri Tirai Bambu tersebut mengencangkan likuiditas.
"Asia sedang didikte oleh China sehingga tercermin dari pasar uang dan saham. Pasar uang berpotensi lebih tinggi dalam jangka pendek," kata Chris Weston, analis pasar dari IG seperti mengutip cnbc.com.
Indeks Nikkei melanjutkan pelemahan setelah yen naik ke 97 per dolar AS. Hal ini sebagai pelemahan indeks terburuk dalam dua bulan terakhir. Sedangkan indeks harga konsumen inti naik 0,7% pada bulan September dari periode yang sama tahun 2012 lalu.