Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) awal pekan lalu meroket 135 poin berkat aksi borong saham yang dilakukan investor asing hampir Rp 2 triliun. Aksi beli marak terjadi sejak pembukaan perdagangan.
Menutup perdagangan awal pekan, Senin (13/1/2013), IHSG meroket 135,800 poin (3,19%) ke level 4.390,771. Sementara Indeks LQ45 terbang 30,312 poin (4,26%) ke level 741,742.
Semalam Wall Street berhasil rebound setelah awal pekan ini terkoreksi cukup dalam. Data retail Amerika Serikat (AS) di Desember menghapus kekhawatiran akan melambatnya ekonomi.
Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 115,92 poin (0,71%) ke level 16.373,86, Indeks S&P 500 melonjak 19,68 poin (1,08%) ke level 1.838,88, dan Indeks Komposit Nasdaq melompat 69,712 poin (1,69%) ke level 4.183,016.
Hari ini IHSG diperkirakan bisa melanjutkan penguatan jika melihat sentimen yang beredar rata-rata positif. Namun tetap waspada akan aksi ambil untung karena posisi indeks sudah cukup tinggi.
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 melonjak 244,79 poin (1,59%) ke level 15.667,19.
- Indeks KOSPI menguat 8,42 poin (0,43%) ke level 1.954,49.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Waterfront Securities
IHSG pada perdagangan Senin 13 Januari 2014 ditutup menguat 3,19% pada level 4390. Sektor yang mengalami kenaikan terbesar adalah properti. Sedangkan sektor perkebunan menjadi satu-satunya sektor yang melemah. Investor asing net buy Rp1,933 triliun. Setelah ditutup melemah pada perdagangan hari Senin, indeks di bursa Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari Selasa. Penguatan ini antara lain didorong oleh data penjualan ritel yang melebihi estimasi serta adanya aksi korporasimerger perusahaan, yang menimbulkan optimisme akan perekonomian. Data penjualan ritel bulan Desember meningkat 0,2%, lebih baik dari estimasi yang sebesar 0,1%. Pasar juga merasa optimis akan earning season Q4 ini dimana diperkirakan rata-rata laba emiten akan naik 4,9% dan penjualan tumbuh 1,8%. Pasar mencermati data ekonomi menjelang pertemuan The Fed pada 28-29 Januari mendatang. Beberapa pejabat The Fed berpidato menyatakan dukungannya untuk mengurangi stimulus The Fed lebih lanjut. Sementara itu diperkirakan indeks bursa Asia berpotensi menguat yang dipicu oleh kenaikan data ekonomi AS dan menguatnya indeks di bursa Wall Street. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed to low. IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran level 4290 4420. Rekomendasi: BBCA, SMGR, TLKM, SMCB, BBNI, PGAS, INTP, KLBF
Trust Securities
Di tengah anggapan adanya aturan fraksi dapat menghambat laju IHSG, ternyata IHSG mampu naik signifikan. Adanya imbas pergerakan bursa saham Asia yang cukup positif setelah merespon penguatan laju bursa saham AS pasca dirilisnya pertumbuhan nonfarm payrolls yang rendah membuat IHSG kembali mendapatkan angin segar untuk melanjutkan kenaikannya. Bahkan terus positifnya laju nilai tukar Rupiah serta besarnya aksi beli asing turut memberikan tambahan amunisi kepada IHSG untuk melesat. Investor pun kembali memburu saham-saham big caps, terutama three musketeer perbankan a.l BBRI, BMRI, dan BBCA dan saham-saham lainnya a.l BBNI, SMGR, dan INTP. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4393,32 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4292,33 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4390,77. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Rabu (15/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4269-4300 dan resistance 4395-4405. Berpola menyerupai white marubozu lewati upper bollinger bands (UBB). MACD uptrend dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali uptrend. IHSG bergerak di atas target resisten (4264-4288). Meski laju IHSG hampir mendekati level overbought dan penguatan tersebut kemungkinan juga membuka tren kenaikan dalam jangka pendek-menengah namun, tidak sengaja juga meninggalkan gap 4270-4292 sehingga rawan dimanfaatkan untuk profit taking jika sentimen yang ada, terutama dari laju bursa saham global kurang mendukung. (detik.com)