korea by dewanti

Wednesday, January 15, 2014

Trust Securities: IHSG Rawan Profit Taking

Jakarta -Di tengah anggapan adanya aturan fraksi dapat menghambat laju IHSG, ternyata IHSG mampu naik signifikan. Adanya imbas pergerakan bursa saham Asia yang cukup positif setelah merespon penguatan laju bursa saham AS pasca dirilisnya pertumbuhan nonfarm payrolls yang rendah membuat IHSG kembali mendapatkan angin segar untuk melanjutkan kenaikannya. Bahkan terus positifnya laju nilai tukar Rupiah serta besarnya aksi beli asing turut memberikan tambahan amunisi kepada IHSG untuk melesat. Investor pun kembali memburu saham-saham big caps, terutama three musketeer perbankan a.l BBRI, BMRI, dan BBCA dan saham-saham lainnya a.l BBNI, SMGR, dan INTP. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4393,32 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4292,33 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4390,77. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Rabu (15/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4269-4300 dan resistance 4395-4405. Berpola menyerupai white marubozu lewati upper bollinger bands (UBB). MACD uptrend dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali uptrend. IHSG bergerak di atas target resisten (4264-4288). Meski laju IHSG hampir mendekati level overbought dan penguatan tersebut kemungkinan juga membuka tren kenaikan dalam jangka pendek-menengah namun, tidak sengaja juga meninggalkan gap 4270-4292 sehingga rawan dimanfaatkan untuk profit taking jika sentimen yang ada, terutama dari laju bursa saham global kurang mendukung. (detik.com)