korea by dewanti

Monday, December 9, 2013

Hari Ini, Inalum Resmi Direbut RI dari Jepang

Jakarta -Pemerintah Indonesia hari ini mengakhiri kerjasama pengelolaan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) dengan pihak Jepang, yaitu konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA).
Pengakhiran kerjasama ini diteken oleh sejumlah pihak sore ini. Adapun pihak-pihak tersebut adalah konsorsium NAA yang terdiri dari sejumlah perusahaan termasuk Japan Bank for International Cooperation (JBIC), lalu pemerintah Indonesia diwakili Menteri Perindustrian MS Hidayat, serta direksi dan komisaris Inalum.
Acara ini dilakukan di kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (9/12/2013). Turut hadir dalam acara ini Menteri Keuangan Chatib Basri, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Untuk pembayaran, telah disepakati harga pengambilalihan ini sebesar US$ 556,7 juta. Namun pembayaran ini baru akan dilakukan pada 19 Desember 2013 nanti.
Inalum adalah usaha patungan pemerintah Indonesia dengan Jepang. Proyek ini didukung aset dan infrastruktur dasar, seperti pembangkit listrik tenaga air dan pabrik peleburan aluminium berkapasitas 230-240 ribu ton per tahun.
Pemerintah Indonesia memiliki 41,13% saham Inalum, sedangkan Jepang memiliki 58,87% saham yang dikelola konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA). Konsorsium NAA beranggotakan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang mewakili pemerintah Jepang 50% dan sisanya oleh 12 perusahaan swasta Jepang.
Berdasarkan perjanjian RI-Jepang pada 7 Juli 1975, kontrak kerjasama pengelolaan Inalum berakhir 31 Oktober 2013. (detik.com)