korea by dewanti

Monday, December 9, 2013

Inflasi Terkendali, Rupiah Menguat Terbatas

INILAH.COM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, rupiah menguat tipis 0,14%. Terkendalinya inflasi November 2013 jadi salah satu katalinsya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia, dalam sepekan terakhir, rupiah menguat 17 poin (0,14%) ke posisi 11.960 pada 6 Desember 2013 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 11.977 per dolar AS.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah mampu naik tipis dalam sepekan terakhir. "Laju rupiah berhasil menguat setelah dirilisnya angka inflasi yang masih sesuai dengan perkiraan," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (8/12/2013).
BPS melaporkan inflasi November mencapai 0,12% seiring dengan terkendalinya harga pangan dan rilis yang lebih rendah dari November 2012 sebesar 0,34%. Di sisi lain, kembali surplusnya neraca perdagangan Indonesia walau tipis serta penguatan Yuan pascarespons positif kenaikan data manufaktur China turut memberikan sentimen positif pada laju nilai tukar Rupiah. Padahal, terdapat rilis penurunan tipis cadangan devisa.
Akan tetapi, lanjut dia, laju penguatan tersebut masih terbatas seiring penantian pelaku pasar terhadap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) dan Federal Open Market Committee (FOMC) meeting.
Selain itu, kembalinya sentimen tappering off yang membuat laju dolar AS kembali meningkat dan juga mulai adanya spekulasi akan meningkatnya kebutuhan dolar AS jelang akhir tahun membuat laju rupiah kembali mengalami pelemahan.
"Mulai pulihnya ekonomi AS yang membuat spekulasi akan berakhirnya stimulus mempengaruhi pergerakan dolar AS. Rupiah pun terkena imbas negatifnya. "Begitupun dengan beredarnya spekulasi peningkatan BI rate untuk meredam pelemahan rupiah, justru ditanggapi negatif," ungkap dia.
Masih menguatnya nilai tukar Yen yang dibarengi dengan masih adanya spekulasi tappering off dan pembahasan anggaran AS berimbas negatif pada laju nilai tukar rupiah hingga akhir pekan.
Reza menjelaskan, meski dari pemerintah coba memberikan penilaian positif bahwa penguatan nilai tukar dolar AS berimbas positif pada penurunan impor, namun, pasar tetap menanggapi negatif pelemahan nilai tukar rupiah.