INILAH.COM, Jakarta Hingga penutupan sore nanti, laju IHSG diprediksi variatif dalam kisaran terbatas, 4.230-4.330. Enam saham bisa dimainkan.
Pada sesi pertama perdagangan Rabu (11/12/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 19,57 poin (0,46%) ke posisi 4.256,104. Level terendah 4.252,368 dan tertinggi 4.282,105.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, aksi beli kembali berlanjut kemarin membawa IHSG menguat 1,45%. "Hampir seluruh saham sektoral menguat terutama sektor otomotif, manufaktur, semen, konsumsi, pertambangan dan perbankan," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (11/12/2013).
Menurut dia, pasar menyambut positif kebijakan ekonomi pemerintah yang memberikan pembebasan PPN dan PPnBM untuk barang impor untuk mendorong pertumbuhan ekspor. "Hal ini memberikan prospek pertumbuhan pendapatan bagi sektor manufaktur yang berorientasi ekspor," ujarnya.
Penguatan kemarin juga ditopang kenaikan harga saham tambang terutama dipicu positifnya data China seperti kenaikan ekspor November yang mencapai 12,7% dan impor tumbuh 5,3%. "Sedangkan output industri China November lalu tumbuh 10% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 10,3%," papar dia.
Sementara perkembangan pasar saham global tadi malam cenderung bergerak di teritori negatif. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing terkoreksi 0,33% dan 0,32% ditutup di 15973,13 dan 1802,62. "Koreksi ini lebih pada aksi ambil untung mengantisipasi pertemuan The Fed pekan datang yang diperkirakan akan memutuskan mengenai pengurangan stimulus (tapering)," ungkap David.
Di atas semua itu, David memperkirakan, hingga penutupan sore nanti, IHSG bergerak variatif dengan penguatan terbatas menyusul aksi ambil untung jangka pendek. "IHSG akan bergerak dengan support di 4.230 dan resisten di 4.330," tuturnya.
Support pertama IHSG di level 4.230 dan support kedua di 4.195. Di sisi lain, resisten pertama di 4.300 dan resisten kedua di 4.330.
Di atas semua itu, David menyodorkan enam saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
- Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp2.650-2.925, sell on strength, stop loss di Rp2.600;
- Saham PT Timah (TINS) dalam kisaran Rp1.600-1.680, sell on strength, stop loss di Rp1.560;
- Saham PT Astra Internasional (ASII) dalam kisaran Rp6.300-6.800, trading buy, stop loss di Rp6.250;
- Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dalam kisaran Rp7.200-7.750, trading buy, stop loss di Rp6.900;
- Saham PT Gajah Tunggal (GJTL) dalam kisaran Rp1.780-1.950, sell on strength, stop loss di Rp1.770;
- Saham PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP) dalam kisaran Rp19.400-20.500, trading buy, stop loss di Rp19.000.