INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (11/12/2013) diprediksi melemah terbatas. Pasar sudah mendiskon tapering Fed.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, Rabu ini, rupiah berpeluang melanjutkan konsolidasinya dengan kecenderungan melemah. Tapi, pelemahan akan terbatas. Sebab, tidak tertutup kemungkinan memang ada technical buying seiring nilai tukar dolar AS yang dalam posisi jenuh beli.
Selain itu, meski pasar mencemaskan tapering The Fed pada Desember ini, secara keseluruhan, potensi tapering tersebut sudah cukup terdiskon ke dalam harga. Karena itu, potensi pelemahan rupiah sudah mulai terbatas. "Karena itu, rupiah cenderung melemah dalam kisaran 11.850 hingga 12.020 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Hanya saja, meski terbatas, kata dia, level 12.000 per dolar AS masih mungkin ditembus. "Setelah ada komentar dari beberapa pejabat The Fed, hingga FOMC 17-18 Desember, tidak ada lagi jadwal pidato pejabat The Fed," ujarnya.
Dari tiga pejabat Fed yang berpidato, mengindikasikan potensi tapering pada Desember 2013. Antara lain, James Bullard yang sudah memberikan indikasi reduksi pembelian obligasi bulan ini. "Padahal, biasanya, Bullard cukup dovish (pro moneter longgar). Kenyataannya, Bullard mengakui, pertumbuhan sektor tenaga kerja AS signfikan. Karena itu, sinyal tapering-nya cukup kuat," papar dia.
Lalu, Richard W Fisher, meski non-voting anggota FOMC tahun ini, dia akan menjadi voting member pada 2014. Karena Fisher termasuk salah satu pejabat The Fed yang hawkish (promonter ketat) tidak mengejutkan jika dia menyarankan tapering bulan ini. "Secara keseluruhan, sentimen pasar masih didominasi oleh isu tapering," ungkap dia.
Hanya saja, Christian menegaskan, pelemahan rupiah sudah mulai terbatas karena tapering sudah terdiskon. "Jika tapering terjadi dalam jumlah minimal, kemungkinan masih akan terjadi aksi profit taking pada dolar AS. Kecuali, jika terjadi skala tapering yang jauh lebih besar dibandingkan estimasi," papar dia.
Terbatasnya pelemahan rupiah juga karena potensi kenaikan BI rate sebesar 0,25% ke 7,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia, Kamis (12/11/2013). "Sebab, beberapa data terakhir masih belum menunjukkan kondisi defisit yang signifikan hingga kuartal III-2013, inflasi yang masih tinggi, dan pelemahan nilai tukar rupiah. Semua itu, dapat memicu kenaikan BI rate kembali," papar dia.
BI juga, lanjut Christian, kemungkinan akan menambah alat moneter lain untuk meningkatkan likuiditas domestik dan macroprudential. "Jika BI rate tak dinaikkan Desember ini, pasar berekspektasi kenaikan BI rate pada kuartal I-2014," imbuhnya.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (10/11/2013) ditutup melemah 15 poin (0,12%) ke posisi 11.980/11.990 dari posisi sehari sebelumnya 11.965/11.980.
Intraday terlemah 11.990 dan terkuat 11.940 dari posisi pembukaan di level terkuatnya itu terhadap dolar AS.