korea by dewanti

Wednesday, February 5, 2014

Merger INAF-KAEF Masih Butuh Waktu

INILAH.COM, Jakarta - Penggabungan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Indofarma Tbk (INAF) akan terlaksana setelah kinerja keuangan kedua BUMN farmasi sudah seimbang.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan proses pengabungan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk masih terus dikaji oleh tim Kementerian BUMN dan akan digabung jika sudah sama-sama kuat.
"Sekarang (kajiannya) ada ukuran kedua perusahaan biar sama-sama seimbang. Indofarma sekarang sulit tidak, maju pesat juga tidak," kata Dahlan seusai menghadiri acara peluncuran buku Dirut PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), Dwi Soejipto yang berjudul Road to Semen Indonesia di Jakarta, Selasa (4/2/2014) malam.
Sementara mengenai target penggabungan kedua BUMN farmasi tersebut, Dahlan tidak bisa mengatakan secara pasti. Sebab masih membutuhkan waktu yang lama karena kinerja Indofarma masih tertekan pada tahun lalu.
"Yang pasti tidak minggu depan (penggabungan KAEF dan INAF). Pokoknya harus seimbang dulu," kata Dahlan.
Tercatat laba bersih PT Kimia Farma hingga kuartal tiga 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya diperiode yang sama menjadi Rp121,45 miliar dari Rp148,13 miliar. Total aset perseroan hingga Juni 2013 mencapai Rp2,14 triliun.
Sedangkan, PT Indofarma mencatat kerugian hingga Rp61,17 miliar yang dikarenakan beban pokok penjualan yang membengkak jadi Rp447,05 miliar dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Total aset Indofarma hingga September 2013 mencapai Rp1,27 triliun.
Sebelumnya Direktur Keuangan Kimia Farma, Arief Budiman mengatakan, semua direksi Kimia Farma mendukung rencana pengabungan BUMN farmasi. "Ini masih berhimpitan, sehingga belum bisa terlaksana," kata Arief seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, berdasarkan surat Kementerian Kordinator Perekonomian tahun 2012, sudah diputuskan bahwa Indo Farma diserahkan ke Kimia Farma atau menjadi anak usaha Kimia Farma. "Kita, pada September (2012) sudah kasih bahan kajian ke pemegang saham (Kementerian BUMN), kita tidak bisa lakukan sendiri," tutur Arief. (detik.com)