TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menjelaskan ekonomi negara bisa mendapat sentimen positif setelah pemilihan presiden di bulan Oktober mendatang. Namun hal itu bisa terjadi jika Presiden terpilih dicintai sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sigit menjelaskan jika Presiden baru nanti adalah sosok yang didambakan semua banyak orang, sentimen positif seperti rupiah menguat dan suku bunga kredit menurun.
"Presiden sesuai harapan masyarakat akan menimbulkan sentimen positif," ujar Sigit, kepada Tribunnews.com, Senin (24/2/2014).
Sigit mengungkapkan jika Presiden baru yang terpilih, menang hanya karena masyarakat tidak punya pilihan, sentimen negatif akan menghampiri perekonomian bangsa.
"Presiden yang tidak sesuai. Bisa negatif sentimen," jelas Sigit.
Sigit berpendapat pada awal kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perekonomian bangsa menguat. Hal ini dilihat dari kekuatan mata uang rupiah terhadap dollar AS yang pernah berada di angka Rp 9500.
"Waktu SBY menang awal-awal ekonomi kan positif," ungkap Sigit.
Sigit menambahkan walaupun pada awalnya Presiden SBY memberikan sentimen positif, namun seiring berjalannya perekonomian, sentimen negatif mewarnai.
"Semua awalnya positif, beda realisasinya itu beda lagi dampaknya," jelas Sigit.
Sigit menjelaskan jika Presiden baru nanti adalah sosok yang didambakan semua banyak orang, sentimen positif seperti rupiah menguat dan suku bunga kredit menurun.
"Presiden sesuai harapan masyarakat akan menimbulkan sentimen positif," ujar Sigit, kepada Tribunnews.com, Senin (24/2/2014).
Sigit mengungkapkan jika Presiden baru yang terpilih, menang hanya karena masyarakat tidak punya pilihan, sentimen negatif akan menghampiri perekonomian bangsa.
"Presiden yang tidak sesuai. Bisa negatif sentimen," jelas Sigit.
Sigit berpendapat pada awal kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, perekonomian bangsa menguat. Hal ini dilihat dari kekuatan mata uang rupiah terhadap dollar AS yang pernah berada di angka Rp 9500.
"Waktu SBY menang awal-awal ekonomi kan positif," ungkap Sigit.
Sigit menambahkan walaupun pada awalnya Presiden SBY memberikan sentimen positif, namun seiring berjalannya perekonomian, sentimen negatif mewarnai.
"Semua awalnya positif, beda realisasinya itu beda lagi dampaknya," jelas Sigit.