Jakarta -IHSG akhir pekan kemarin menguat 51,276 poin (1,1%) ditutup di 4620,216. Penguatan IHSG turut ditopang pembelian bersih asing yang mencapai Rp517 miliar. Perdagangan saham akhir pekan lalu ditandai aksi window dressing sejumlah saham emiten batubara yang membuat harganya melonjak di akhir sesi. Dilihat sepekan IHSG melemah tipis 0,5% lebih dikarenakan aksi ambil untung setelah tiga pekan berturut-turut mencatatkan penguatan. Namun sepanjang Februari IHSG menguat 4,5% dan nilai tukar rupiah/US dolar menguat 4,8% ditutup di Rp11634 dari Rp12226 akhir Januari.
Pelaku pasar merespon positif membaiknya perekonomian domestik ditandai menyusutnya rasio defisit transaksi berjalan 4Q13 menjadi 1,98% PDB dari kuartal sebelumnya 3,85% PDB. Di sisi lain perekonomian kawasan Asia menghadapi meningkatnya resiko pemburukan perekonomian China ditandai melambatnya aktivitas manufaktur dan pengetatan kredit perbankan ke sektor propertinya. Perekonomian AS juga cenderung kurang menggembirakan terutama dipengaruhi cuaca ekstrem. Pertumbuhan ekonomi AS kuartal terakhir 2013 lalu direvisi menjadi hanya tumbuh 2,4% dari angka awal 3,2% dan turun dari pertumbuhan 3Q13 mencapai 4,1%. Membaiknya perekonomian domestik di tengah perekonomian global yang kurang menggembirakan telah mendorong masuknya dana asing ke pasar saham hingga Rp10 triliun sepanjang dua bulan pertama tahun ini. Faktor lain yang mekicu penguatan IHSG adalah respon atas pencapaian laba 2013 emiten dan antisipasi atas pembagian dividen emiten.
Memasuki perdagangan awal Maret ini, pergerakan IHSG masih berpeluang menguat namun terbatas menyusul aksi ambil untung pemodal. Melambatnya aktivitas manufaktur China dimana Indeks Manufacturing PMI turun ke 50,2 dari bulan sebelumnya 50,5 bisa mempengaruhi perdagangan saham. IHSG diperkirakan akan kembali menguji resisten di 4670, sedangkan level support ada di 4570.(detik.com)
Pelaku pasar merespon positif membaiknya perekonomian domestik ditandai menyusutnya rasio defisit transaksi berjalan 4Q13 menjadi 1,98% PDB dari kuartal sebelumnya 3,85% PDB. Di sisi lain perekonomian kawasan Asia menghadapi meningkatnya resiko pemburukan perekonomian China ditandai melambatnya aktivitas manufaktur dan pengetatan kredit perbankan ke sektor propertinya. Perekonomian AS juga cenderung kurang menggembirakan terutama dipengaruhi cuaca ekstrem. Pertumbuhan ekonomi AS kuartal terakhir 2013 lalu direvisi menjadi hanya tumbuh 2,4% dari angka awal 3,2% dan turun dari pertumbuhan 3Q13 mencapai 4,1%. Membaiknya perekonomian domestik di tengah perekonomian global yang kurang menggembirakan telah mendorong masuknya dana asing ke pasar saham hingga Rp10 triliun sepanjang dua bulan pertama tahun ini. Faktor lain yang mekicu penguatan IHSG adalah respon atas pencapaian laba 2013 emiten dan antisipasi atas pembagian dividen emiten.
Memasuki perdagangan awal Maret ini, pergerakan IHSG masih berpeluang menguat namun terbatas menyusul aksi ambil untung pemodal. Melambatnya aktivitas manufaktur China dimana Indeks Manufacturing PMI turun ke 50,2 dari bulan sebelumnya 50,5 bisa mempengaruhi perdagangan saham. IHSG diperkirakan akan kembali menguji resisten di 4670, sedangkan level support ada di 4570.(detik.com)