korea by dewanti

Tuesday, March 4, 2014

Konflik Ukraina-Rusia Beri Sentimen Negatif

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin terpangkas 36 poin akibat maraknya aksi jual. Asing mulai lepas saham, dana asing Rp 300 miliar keluar dari lantai bursa.
Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (2/3/2014), IHSG ditutup terpangkas 36,011 poin (0,78%) ke level 4.584,205. Sementara Indeks LQ45 ditutup terkoreksi 6,918 poin (0,89%) ke level 769,773.
Wall Street terkena tekanan jual yang cukup besar gara-gara memanasnya hubungan Ukraina dan Rusia setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan perang terhadap negara tetangganya itu.
Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones jatuh 153,68 poin (0,94%) ke level 16.168,03. Indeks S&P 500 berkurang 13,72 poin (0,74%) ke level 1.845,73. Indeks Komposit Nasdaq melemah ke level 30,818 poin (0,72%) ke level 4.277,301.
Hari ini IHSG diperkirakan masih terkena tekanan jual akibat memanasnya situasi politik dunia akibat konflik Ukraina-Rusia. Besar kemungkinan investor akan kembali melakukan aksi lepas saham.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
Indeks Nikkei 225 menipis 25,87 poin (0,18%) ke level 14.626,36.
Indeks Straits Times naik 10,50 poin (0,34%) ke level 3.097,97.
 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Mandiri Sekuritas
Pasar saham AS mengalami koreksi, pasca rilis data konsumsi Paman Sam yang dirilis meningkat kemarin. Dini hari tadi, indeks Dow Jones melemah -0,94%, sementara indeks S&P 500 turun -0,74%.
Di sisi lain, indeks saham di berbagai negara Asia pagi ini juga dibuka turun. Indeks Nikkei 225 di Jepang tercatat turun -0,63%, begitu juga dengan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan yang melemah -0,29%.
Pada pasar komoditas, harga minyak mentah WTI Crude Oil menguat +0,19% ke level US$102,59 per barel. Bertolak belakang dengan harga minyak, kontrak berjangka emas Comex terkoreksi -0,77% ke US$1.321,40 per troy ounce.
Dari dalam negeri, rupiah terus menunjukkan penguatannya terhadap dolar AS. Sementara data inflasi Februari dirilis lebih rendah dari proyeksi. Namun, kekhawatiran terhadap konflik di Ukraina berpotensi menimbulkan arus modal keluar.
Menurut Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, Pergerakan IHSG kembali membentuk swing setelah gagal melanjutkan penguatannya dan ditutup di bawah level psikologis. Hal ini membuat indeks kembali memberikan sinyal negatif. Stoch masih dalam tren turun meski terlihat pergerakannya mulai melandai. Indeks diperkirakan akan fluktuatif dan bergerak mixed to negatif.
 
Trust Securities
Dalam ulasan sebelumnya, kami tuliskan peluang kenaikan lanjutan kembali diuji IHSG namun, juga kembali meninggalkan utang gap tipis 4575-4579. Jika rilis data-data makro di awal pekan dapat sesuai estimasi maka peluang kenaikan pun dapat terjadi. Jika tidak, tetap mewaspadai potensi downreversal. Pada kenyataannya, dua hal memang terjadi sesuai dengan ulasan yang kami buat dimana adanya utang gap memicu terjadinya profit taking dan adanya rilis neraca perdagangan yang kembali mencatatkan defisit juga turut membuat laju IHSG mengalami downreversal. Semua sektor mengalami koreksi kecuali sektor perkebunan yang masih bertahan di zona hijau. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4589,93 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4567,76 (level terendahnya) di pertengahan sesi 2 dan berakhir di level 4584,21. Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing masih mencatatkan nett sell dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Selasa (4/3) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4555-4572 dan resisten 4592-4594. Bearish separating lines di atas middle bollinger band (MBB). MACD cenderung mendatar dengan histogram yang juga mendatar. RSI, Stochastic, dan William's %R gagal melanjutkan upreversal. IHSG sempat berada di bawah kisaran target support (4574-4592) dan berakhir di kisaran tersebut. Utang gap 4575-4579 telah dilunasi namun, peluang untuk rebound dapat tertahan bila sentimen dari laju bursa saham global tidak mendukung. Tetap mewaspadai potensi downreversal lanjutan.(detik.com)