Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin bergerak variatif dan akhirnya stagnan. Poin hasil aksi beli di awal perdagangan langsung tersalip aksi jual menjelang penutupan perdagangan.
Menutup perdagangan akhir pekan, Jumat (7/3/2014), IHSG menipis 1,967 poin (0,04%) ke level 4.685,890. Sementara Indeks LQ45 berkurang 1,856 poin (0,24%) ke level 786,686.
Di akhir pekan, indeks-indeks di bursa Wall Street AS berakhir mixed. Data tenaga kerja yang menggembirakan di atas prediksi membuat indeks S&P 500 menembus rekor baru lagi.
Pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks S&P 500 naik 1,01 poin (0,05%) ke level 1.878,04, ini merupakan rekor baru yang ditembus untuk ketiga kalinya dalam 4 hari terakhir. Indeks Dow Jones naik 30,83 poin (0,19%) ke level 16.452,72. Tapi Indeks Nasdaq turun 15,9 poin (0,37%) ke level 4.336,22.
Hari ini IHSG diperkirakan akan terkena koreksi membuntuti pasar regional. Defisit perdagangan China menimbulkan kekhawatiran di pelaku pasar Asia.
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 anjlok 144,99 poin (0,95%) ke level 15.129,08.
- Indeks Straits Times turun 9,74 poin (0,31%) ke level 3.126,52.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
Panin Sekuritas
IHSG mengawali pekan ini kami proyeksikan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah terbatas. Sinyal mixed yang diterima investor tampaknya akan membuat indeks cenderung konsolidasi. Pada akhir pekan lalu diberitakan ekspor China mengalami perlambatan. Disisi lain, data tenaga kerja AS cukup bagus dan berada di atas ekspektasi. Dari sisi teknikal, IHSG membentuk pola dark cloud cover, yang merupakan sinyal reversal. Kisaran support-resistance hari ini 4.665-4.720.
Mega Capital
Bursa Saham Global Bergerak Mixed Pekan Lalu. Indeks MSCI Asia Pacifik menguat 1.13% pekan lalu. Seiring dengan Asia, dalam seminggu terakhir IHSG menguat sebesar 1.42%. Beberapa faktor positif penggerak indeks adalah penguatan nilai tukar Rupiah, masuknya dana asing ke bursa dan data inflasi Februari yang membaik. Data neraca perdagangan Januari yang membukukan defisit sebesar USD 0.43 miliar serta turunnya ekspor sempat menjadi penekan indeks. Adapun untuk Jumat, IHSG terkoreksi -1.97 poin (-0.04%) di 4,685.89. Investor asing kembali membukukan net buy senilai IDR 112.5 miliar sehingga total net buy asing mencapai IDR 11.3 triliun. Sementara itu, Bank Indonesia merilis data cadangan devisa per akhir Februari 2014 yang bertambah USD 2.09 miliar menjadi USD 102.74 miliar.
Bursa Saham Global Bergerak Mixed Pekan Lalu. Indeks MSCI Asia Pacifik menguat 1.13% pekan lalu. Seiring dengan Asia, dalam seminggu terakhir IHSG menguat sebesar 1.42%. Beberapa faktor positif penggerak indeks adalah penguatan nilai tukar Rupiah, masuknya dana asing ke bursa dan data inflasi Februari yang membaik. Data neraca perdagangan Januari yang membukukan defisit sebesar USD 0.43 miliar serta turunnya ekspor sempat menjadi penekan indeks. Adapun untuk Jumat, IHSG terkoreksi -1.97 poin (-0.04%) di 4,685.89. Investor asing kembali membukukan net buy senilai IDR 112.5 miliar sehingga total net buy asing mencapai IDR 11.3 triliun. Sementara itu, Bank Indonesia merilis data cadangan devisa per akhir Februari 2014 yang bertambah USD 2.09 miliar menjadi USD 102.74 miliar.
Sementara, bursa Amerika ditutup menguat minggu lalu didukung oleh redanya krisis di Ukraina serta indikasi bahwa cuaca buruk merupakan penyebab dari data ekonomi yang tidak begitu baik. Adapun untuk perdagangan Jumat lalu, Dow menguat 0.19%, S&P 500 menguat 0.05% dan Nasdaq terkoreksi -0.37%. Data pengangguran naik ke 6.7% dari 6.6% sedangkan data non-farm payrolls menunjukkan penambahan 175K lapangan kerja di Februari, dari ekspektasi 149K. Adapun indeks utama Eropa ditutup melemah pekan lalu dengan FTSE terkoreksi -1.4%, DAX terkoreksi -3.4% dan CAC terkoreksi -0.9% selama perdagangan minggu lalu akibat aksi profit taking setelah pertemuan ECB serta ketegangan antara Rusia dan Ukraina menyusul okupansi Rusia di Crimea.
IHSG Fluktuatif, Cenderung Melemah (Range : 4,6504,725). Sempat dibuka menguat di awal sesi perdagangan akhir pekan kemarin, IHSG akhirnya ditutup melemah tipis berada di level 4,685. Hal tersebut menunjukkan berkurangnya dorongan beli yang di sisi lain meningkatnya tekanan jual yang ada, di mana berpotensi membawa indeks mengalami koreksi menuju support level terdekat di 4,665. Stochastic juga menunjukkan bahwa IHSG sudah mengalami kejenuhan terhadap aksi beli. Hari ini diperkirakan indeks kembali fluktuatif dengan kecenderungan melemah. (detik.com)