korea by dewanti

Wednesday, April 2, 2014

Ini Sebab Rupiah Jatuh di Akhir Tahun 2013 Kemarin

Jakarta -Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan tahun 2013 melemah cukup drastis. Ini sebenarnya berawal oleh ketergantungan dari pembiayaan atau utang asing yang terlalu besar.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mencatat sekitar 30% surat utang negara (SUN) atau Rp 350 triliun dimiliki oleh asing. Sehingga wajar, ketika ada gejolak global dan uang itu kembali ke negaranya, membuat nilai tukar melemah.
"Negara ini ketergantungan financing luar besar sekali. Sekitar 30% sampai dengan 33% SUN dibeli asing atau Rp 340 triliun sampai dengan Rp 350 triliun surat dipegang asing. Artinya defisit fiskal dibiayai asing," ujarnya dalam diskusi dari leporan perekonomian Indonesia 2013 di kantor BI, Jakarta, Rabu (2/4/2014)
Tidak hanya itu, karena menurut Mirza dari sektor swasta juga menyumbang atas kondisi pertengahan tahun 2013 lalu. Banyak emiten besar di dalam negeri yang banyak berutang dalam bentuk valuta asing.
"Emiten kalau rights issue siapa yang beli. Paling besar foreign investment. Mau sebut siapa, Astra, terus siapa lagi. Itu banyak perusahaan yang pembiayaannya dari asing," sebutnya.
Sehingga, kala Bank Sentral AS The Fed berniat akan menarik stimulus, maka ekonomi dalam negeri akan tertekan. Aliran dana tersebut mengalir deras keluar dan menyebabkan pelemahan nilai tukar.
"Jadi mau tidak mau kita harus ikut rumus-rumusnya itu.‬ Wajar saja kalau kita ngikut dengan apa yang dilakukan oleh AS," ujarnya.
Bila permasalahan dikaitkan dengan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), menurut Mirza itu bisa ditutupi. Sebab, negara seperti AS memiliki CAD sampai dengan 9% atau dua kali lipat dari kondisi CAD Indonesia yang pada triwulan II/2013 sebesar 4,4%.
"Walau memang AS itu pernah CAD nya sampai dengan 9%. Tapi tidak apa-apa. Karena kalau AS itu dia bisa nyetak dolar. Kalau kita kan nggak. Kita cuma pakai saja," imbuhnya. (detik.com)