INILAHCOM, Hong Kong - Pemerintah China melaporkan kegiatan ekspor-impor bulan April mengalami kenaikan. China mengalami surplus perdagangan sebesar US$18,5 miliar.
Data dari Bea Cukai negara tersebut mencatat, ekspor naik 0,9% di bawah ekspektasi analis yang naik 1,7%. Sedangkan bulan Maret jatuh 6,6 persen.
Untuk impor naik 0,8% dari perkiraan mengalami penurunan hingga 2,3 persen. Sedangkan bulan Maret, data impor tercatat turun hingga 11,3 persen.
Dengan data tersebut China mengalami surplus perdagangan mencapai US$18,5 miliar. Angka ini naik dua kali lipat lebih di bulan Maret yang hanya US$7,7 miliar.
Pada saat bersamaan, reaksi bursa saham Asia merespon positif data tersebut. Bursa saham AS bergerak naik, indeks Nikkei semakin menguat di atas 1 persen. Sedangkan dolar Australia ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir.
Analis mengharapkan data tersebut dapat berlanjut ke depan. "Ini perdagangan bangkit lagi itu akan sangat penting. Apakah ini menjadi siklus pemulihan jangka pendek dari data kuartal pertama yang rendah. Jika iya, maka kita akan masih khawatir tentang apa yang terjadi di kuartal kedua," kata kepala riset pasar global di ANZ Asia, Timothy Riddell seperti mengutip cnbc.com.
Data tersebut merupakan dukungan dari konsumsi domestik. Jadi bukan dari dampak investasi yang agresif di negeri Tirai Bambu tersebut.