korea by dewanti

Thursday, May 8, 2014

Pertumbuhan Ekonomi Melambat, BI Tak Mau Disalahkan

Jakarta - Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2014 berada di bawah ekspektasi banyak pihak, karena hanya mencapai 5,21%. Bank Indonesia (BI) menilai ini adalah akibat dari kebijakan pemerintah yang menerapkan aturan pelarangan ekspor bahan mineral mentah.
"Jangan dibaca bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kebijakan moneter yang berlebihan. Tapi ini adalah dikarenakan aturan minerba salah satunya," ungkap Gubernur BI Agus Martowardojo usai Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat BI, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Menurutnya, perlambatan ekspor memang terlihat sangat signifikan. Untuk ekspor rill awalnya diperkirakan tumbuh 8,1-8,5%. Namun realisasinya ternyata hanya mencapai 1,5-1,9%. Pengaruh terbesar adalah dari komoditas mineral dan batubara.
"Memang ada perlambatan kinerja ekspor, khususnya mineral dan batubara," ujarnya.
Sementara dari sisi konsumsi domestik, menurut Agus, tidak ada permasalahan. Bahkan cenderung masih ada kenaikan dibandingkan periode sebelumnya.
Oleh karena itu, BI menilai perlambatan pertumbuhan bukan disebabkan kebijakan moneter ketat. "Demand masih tumbuh dengan baik, investasi juga masih tumbuh dengan baik, spending pemerintah juga berjalan dengan baik," paparnya.
Menurut pernyataan tertulis yang dikutip dari situs BI, pelarangan ekspor mineral mentah terutama mempengaruhi pertumbuhan ekonomidi wilayah Indonesia timur. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia timur melambat dengan signifikan, dari 6,6% pada kuartal I-2013 menjadi 4,6% pada kuartal I-2013.
"Ditinjau secara regional, pertumbuhan ekonomi kuartal-I 2014 tidak terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia," sebut pernyataan itu.
Menurut kajian BI, perlambatan yang cukup tajam di wilayah Indonesia timur disebabkan oleh kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah. Di wilayah timur, ekonomi memang didorong oleh sumber daya alam.
"Berbeda dengan wilayah timur, wilayah Jawa dan Sumatera mencatat pertumbuhan masing-masing 5,8% dan 5,4%. Bahkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Jakarta meningkat dari 5,6% pada kuartal-IV 2013 menjadi 6% pada kuartal I-2014. Kenaikan pertumbuhan ekonomi di kawasan Jakarta banyak ditopang kenaikan sektor perdagangan dan sektor pengangkutan," papar pernyataan itu.
Sebelumnya, data Badan Pusat Statistik (BPS) pun menunjukkan sektor pertambangan dan penggalian turun 0,38% (yoy). Bila dibandingkan dengan kuartal IV-2013, penurunan yang terjadi bahkan lebih tajam yaitu 3,57%.
"Ini karena pengaruh dari sektor minerba dengan pelarangan ekspor mentah. Jadi terlihat ada tekanan untuk sektor ini karena ekspornya juga melambat," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Senin (5/5/2014). (detik.com)