Jakarta -PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) masih punya 200-300 hektar lahan kosong (land bank) di desk 8, Cikarang, Jawa Barat. Harga tanah di lahan industri ini dibanderol US$ 250 per meter persegi.
Direktur Lippo Cikarang Jukian Salim mengatakan, harga tanah di kawasan industri tersebut tiap tahun terus naik rata-rata mencapai 5-10%. Di bulan Desember 2013 lalu, harga tanah di kawasan tersebut masih di kisaran US$ 220 per meter persegi.
"Land bank industri masih 200-300 hektar di desk 8 Cikarang. Harganya per Maret 2014 US$ 250 per meter rata-rata, Desember 2013 kemarin masih US$ 220 per meter, tiap tahun harga tanah selalu naik sekitar 5-10%," ujar dia saat acara Institutional Investor Day 2014 di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Jukian menjelaskan, pihaknya mendorong untuk fokus penjualan tanah residential dibanding industri. Pasalnya, lahan residential punya nilai jual lebih tinggi dibanding industri. Sehingga kalau pun harus dijual harus punya nilai tambah atas penjualan tersebut.
"Kita jual tapi selektif nggak asal-asalan jual. Bukan tidak fokus di industri tapi mendorong menjual residential karena harga industri dibanding residential jauh sekali. Kita sengaja pakai dolar biar lebih enak karena di sini yang invest banyak yang asing seperti Jepang, Korea," kata dia.
Sementara itu, perseroan juga masih punya lahan kosong di wilayah Cikarang seluas 280 hektar. Lahan ini akan dikembangkan dalam bentuk residential. Perseroan mematok harga tanah residential ini di kisaran Rp 6-6,5 juta per meter persegi.
"Residential 280 hektar yang akan developement, harganya Rp 6-6,5 juta per meter persegi itu untuk harga rumah, komersial Rp 10-12 juta per meter," tandasnya.