Bisnis.com, JAKARTA - Dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan I Tahun 2011 yang diterbitkan PT Aneka Tambang Tbk senilai Rp2,99 Triliun, hampir habis untuk membiayai proyek pembangunan pabrik feronikel.
Direktur Utama Antam, Tato Miraza mengatakan hingga akhir kuartal I/2014, dana hasil emisi obligasi tersisa Rp373,55 miliar. Dana tersebut disimpan di Bank Permata dalam bentuk deposito berdenominasi dolar Amerika Serikat dan giro di Bank Mandiri.
"Dana hasil obligasi pertama pada Desember 2011 sudah hampir habis, akhir Mei ini akan habis," katanya Jumat (23/5/2014).
Dia menyebutkan selama ini, hasil dana obligasi digunakan untuk ekspansi bisnis emiten berkode ANTM tersebut. Khususnya untuk pembangunan proyek perluasan pabrik feronikel Pomala (P3FP) di Sulawesi Tenggara.
Dia menyebutkan selama ini, hasil dana obligasi digunakan untuk ekspansi bisnis emiten berkode ANTM tersebut. Khususnya untuk pembangunan proyek perluasan pabrik feronikel Pomala (P3FP) di Sulawesi Tenggara.
Proyek yang diperkirakan menelan dana US$500 juta-US$600 juta itu hingga kini baru rampung sekitar 42% dari keseluruhan target. Namun, manajemen Antam bisa bernafas lega karena mendapat kucuran dana kredit dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank senilai US$160 juta.
Pada Desember 2011, Antam menerbitkan emisi obligasi berkelanjutan I Tahun 2011. Dari emisi tersebut, perseroan berhasil meraup dana bersih senilai Rp2,99 triliun yang digunakan seluruhnya untuk ekspansi bisnis.
Obligasi yang diterbitkan itu dalam dua seri yakni seri A dengan nilai pokok sebesar Rp900 miliar, dan seri B dengan nilai pokok sebesar Rp2,1 triliun. Obligasi tersebut memiliki tingkat bunga tetap dan setelah dikurangi biaya emisi menjadi total Rp2,99 triliun dari Rp3 triliun.