INILAH.COM, Jakarta Menutup perdagangan Selasa (8/10/2013), IHSG menguat 1,32% seolah melupakan sentimen shutdown dan debt ceiling AS. Indeks terangkat cadangan devisa dan BI rate.
Pada perdagangan Selasa (8/10/2013) , Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 57,55 poin (1,32%) ke posisi 4.432,507. Intraday terendah 4.358,019 dan tertinggi 4.439,722.
Purwoko Sartono, analis riset PT Panin Sekuritas mengatakan, IHSG Selasa ini ditutup menguat. "Penguatan terjadi sebagai imbas dari sentimen positif cadangan devisa di luar dugaan yang berhasil naik sebesar US$2,7 miliar menjadi US$95,7 miliar," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (8/10/2013).
Selain itu, indeks juga mendapat sentimen positif dari dipertahankan nya BI Rate. "Sebelumnya pergerakan indeks sempat melemah akibat masalah masih buntunya kenaikan pagu utang Amerika yang ditakutkan akan menyebabkan gagal bayar," ujar dia.
Juru bicara Partai Republik John Boehner mengatakan, House of Representatives (DPR) tidak dapat menaikkan pagu utang tanpa adanya paket pemotongan anggaran. "Dia juga mengatakan Amerika bisa saja gagal bayar jika Obama tidak mau bernegosiasi," papar dia.
Sementara itu, Moody's Investors Service melihat bahwa potensi terjadinya gagal bayar Amerika sangat kecil dan efek dari partial shutdown ini tidak terlihat dalam jangka pendek. Hanya saja, akan semakin besar dampakya jika berkepanjangan.
Shutdown yang terjadi, kata dia, menyebabkan beberapa data ekonomi AS ditunda diumumkan sampai shutdown berakhir. "Data minggu lalu yang tertunda, yaitu data tenaga kerja & pengangguran, sedangkan data minggu ini yg mungkin tertunda, yaitu penjualan ritel dan neraca perdagangan," ucap Purwoko.
Dengan tertundanya pengumuman data ekonomi membuat The Fed kesulitan mengukur seberapa kuat perekonomian AS, untuk mengambil keputusan terkait pengurangan stimulus.
"Untuk Rabu (9/10/2013), kami proyeksikan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat terbatas pada kisaran support-resistance 4.380-4.468," imbuh Purwoko.