korea by dewanti

Wednesday, October 9, 2013

Shutdown AS Berlanjut, Rupiah Mendatar

INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (9/10/2013) diprediksi mendatar seiring berlanjutnya government shutdown AS.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, potensi mendatar(sideways)-nya nilai tukar rupiah Rabu ini, salah satunya dipicu oleh dolar AS yang seharusnya mengalami penguatan. Penguatan dolar AS akibat aksi hindar risiko para investor seiring dengan ketidakpastian masalah shutdown pemerintah dan debt ceiling AS.
Menurut Christian, shutdown pemerintah AS sudah berlanjut memasuki pekan kedua. Sebelumnya, sudah terjadi 17 kali shutdown. Hanya saja, secara rata-rata berlangsung pendek, maksimal 7 hari. "Karena itu, rupiah berpeluang mendatar, sideways dalam kisaran 11.470 hingga 11.550 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.
Lebih jauh dia menjelaskan, shutdown sekarang ini lebih lama dibandingkan rata-rata durasi suhtdown sebelumnya. "Kondisi ini menyebabkan aksi hindar risiko di pasar sehingga menjadi tekanan negatif bagi rupiah," tuturnya.
Hanya saja, di sisi lain, penguatan dolar AS terhadap rupiah juga terbatas. Sebab, hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan adanya proykesi positif terhadap penyusutan defisit current account. "Lalu, dipertahankannya BI rate di level 7,25% juga seharusnya bisa menopang penguatan rupiah," timpal dia.
Tapi, penguatan rupiah juga terbatas karena faktor ketidakpastian eksternal itu yang menyebabkan investor memburu dolar AS. "Pasar akan bersikap wait and see hingga ada kepastian baik dari sisi shutdown maupun debt ceiling AS," tandas dia.
Sementara itu, China mengalami perlambatan industri jasa ke bawah estimasi sehingga ini juga menambah sentimen negatif di pasar.
"Selama berlangsung shutdown AS, data-data penting yang seharusnya dirilis batal seiring penghentian layanan operasi pemerintah sehingga menjadi minim acuan di pasar. Data-data kunci tidak dirilis," timpal Christian.
Akibatnya, para investor juga tampak kebingungan. Tapi, di sisi lain, ada harapan kesepakatan terjadi pada menit-menti terakhir. Sentimen anti-dolar AS pun menjadi terbatas seiring harapan terhindarnya AS dari gagal bayar. "Hanya saja, ketidakpastian ini memicu aksi hindar risiko. Setidaknya, untuk sementara," tuturnya.
Menurut Christian, sebelum hari libur Columbus Days AS pada 14 Oktober 2013, diharapkan akan ada kesepakatan. Sebab, setelah 14 Oktober merupakan masa reses parlemen AS. "Pasar berharap sebelum tanggal tersebut, kesepakatan bisa dicapai," ucapnya.
Namun demikian, jika yang terjadi sebaliknya di mana ketidakpastian berlanjut, masih ada risiko tekanan negatif pada berbagai mata uang berimbal hasil tinggi dan aset-aset di negera berkembang yang underperform. "Rupiah juga akan terdampak negatif," imbuh Christian.
Asal tahu saja, kurs rupiah terhadap dolar AS  di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (8/10/2013) ditutup menguat tipis 5 poin (0,04%) ke posisi 11.505/11.525. Level terlemah 11.540 dan terkuat 11.505.