INILAH.COM, Jakarta Hingga penutupan, laju IHSG diprediksi menguat terbatas seiring respons positif atas penguatan di Wall Street dan positifnya rilis PDB China. Tujuh saham bisa dimainkan.
Pada sesi pertama perdagangan Jumat (18/10/2013) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah tipis 5,80 poin (0,13%) ke posisi 4.513,134. Level terendah 4.501,154 dan tertinggi 4.532,619.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, tadi malam pasar merespons positif kesepakatan Kongres AS baik soal pagu utang maupun terhindarnya AS dari shutdown. "Akibatntya, Wall Street kembali melanjutkan penguatannya di tengah rilis laba sejumlah emiten kuartal III-2013 yang di bawah eskpektasi seperti IBM dan Goldman Sachs," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Indeks S&P kembali mencatatkan level tertinggi baru di 1.733,15 atau menguat 0,67%. Sedangkan Nasdaq menguat 0,62% di 3863,15. Namun indeks DJIA ditutup melemah tipis 0,01% di 15.371,65 yang dipicu koreksi saham IBM dan Goldman Sachs menyusul pencapaian pendapatan emiten tersebut yang di bawah ekspektasi pasar.
Lebih jauh dia memperkirakan, pada perdagangan Jumat ini, penguatan IHSG masih berpeluang terjadi namun terbatas. "Sebab, indeks rawan aksi ambil untung pemodal," timpal dia.
Pelaku pasar, kata dia, juga seharusnya merespons positif rilis data pertumbuhan ekonomi China yang tumbuh 7,8% sesuai ekspektasi pada kuartal III-2013. Angka tersebut di atas pertumbuhan kuartal sebelumnya 7,5%. "IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 4.490 dan resisten di 4.550," papar David.
Secara terpisah, Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan, IHSG hari ini akan memasuki hari ketiga dalam percobaan penembusan resistance 4.550. "Selama pemodal asing tidak berhenti melakukan profit taking, IHSG sepertinya masih cenderug bergerak flat naik pada kisaran sempit 4.480-4.550," tuturnya.
Penembusan atas support atau resistance tersebut akan menentukan dari arah tren IHSG untuk jangka pendek. Tadi pagi, China mengumumkan angka pertumbuhan GDP kuartal ketiganya. "Ini membuat pelaku pasar terlihat sudah mulai melakukan positioning pada saham-saham pertambangan batubara, sejak perdagangan kemarin. Saham-saham tersebut diperkirakan bakal bergerak naik karena pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China mampu melewati ekspektasi pasar sebesar 7,8%," papar dia.
Kembali David Sumual menjelaskan, support pertama IHSG di 4.490 dan support kedua 4.470. Di sisi lain, resistance pertama di 4.550 dan resistance kedua di 4.580.
David menyodorkan tujuh saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
- Saham PT Gudang Garam (GGRM) dalam kisaran Rp33.150-34.300, trading buy, stop loss di Rp33.000;
- Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp2.475-2.725, trading buy, stop loss Rp2.450;
- Saham PT Adaro Energy (ADRO) dalam kisaran Rp980-1.070, sell on strength, stop loss di Rp950;
- Saham PT Holcim Indonesia (SMCB) dalam kisaran Rp2.625-2.800, sell on strength, stop loss di Rp2.600;
- Saham PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dalam kisaran Rp6.850-7.400, trading buy, stop loss di Rp6.800;
- Saham PT Ciputra Surya (CTRS) dalam kisaran Rp840-910, trading buy, stop loss di Rp830; dan
- Saham PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dalam kisaran Rp3.775-3.950, trading buy, stop loss di Rp3.650.