IMQ, Jakarta Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi (23/12), bergerak naik sebesar enam poin menjadi Rp12.200 dibanding posisi sebelumnya di Rp12.206 per dolar AS.
"Sentimen dari akan dimulainya pengurangan stimulus keuangan (tapering off) the Fed pada Januari 2014 mendatang menjadi penahan bagi mata uang rupiah untuk terus bergerak menguat lebih tinggi," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Senin (23/12).
Ia menambahkan laju nilai tukar dolar AS pun diproyeksikan dapat kembali melanjutkan penguatan seiring aksi pelaku pasar yang masih banyak mengakumulasi menyusul kebutuhan dolar AS jelang akhir tahun yang cenderung meningkat.
"Belum banyaknya pelaku pasar yang beralih ke rupiah membuat nilai tukar domestik itu belum menguat signifikan dan dolar AS masih memiliki ruang untuk bergerak menguat," katanya.
Sementara pada pukul 09.45 WIB, nilai tukar rupiah berbalik arah ke area negatif atau melemah sebesar 14 poin menjadi Rp12.220 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS kembali menguat seiring dengan data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat naik 4,1% pada kuartal III-2013, lebih tinggi dari estimasi sebelumnya yang sebesar 3,6%.
"Laporan produk domestik broto (PDB) AS itu konsisten dengan perbaikan ekonomi AS, yang membenarkan keputusan the Fed pekan ini untuk menurunkan stimulus keuangan the Fed sebesar US$10 miliar," katanya.