INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (10/1/2014) ditutup menguat 40 poin (0,32%) ke posisi 12.155/12.168 dari posisi kemarin 12.195/12.205.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah akhir pekan ini dipicu oleh optimisme kenaikan cadangan devisa di 13 negara Asean di luar Jepang. Angkanya naik 3,2% ke rekor tertinggi US$6 triliun pada kuartal IV-2013.
Karena itu, lanjut dia, sepanjang 2013 cadangan devisa negara Asean naik 12%. "Akibatnya, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 12.150 dari posisi pembukaan 12.195 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Jumat (10/1/2014).
Christian menegaskan, dengan adanya kenaikan cadangan devisa Asean termasuk Indonesia yang naik 3,9% ke level US$99,4 miliar yang merupakan kenaikan terbesar sejak 2011, rupiah terangkat. "Hal ini dimaknai pasar sebagai membaiknya capital inflow sehingga menambah keyakinan pasar terhadap rupiah," ujarnya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, rupiah mendapat sentimen positif dari hasil lelang obligasi Indonesia yang menunjukkan animo cukup positif sehingga terkumpul dana sebesar US$4 miliar dari lelang obligasi tersebut. "Kondisi ini memperbaiki sentimen terhadap rupiah. Setidaknya, untuk sementara," tuturnya.
Sementara itu, BI rate yang dipertahankan di level 7,5% pada Januari 2014, tidak banyak berpengaruh ke pasar.
Alhasil, rupiah menguat meski dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). Penguatan dolar AS dipicu oleh antisipasi pasar atas rilis data non-farm payrolls yang diperkirakan naik ke atas 200 ribu terutama setelah data tenaga kerja ADP AS dirilis positif.
Indeks dolar AS menguat ke 80,96 dari sebelumnya 80,92. "Terhadap euro, dolar AS ditransaksikan menguat terbatas ke US$1,3602 dari sebelumnya US$1,3605 per euro," imbuh Christian.