korea by dewanti

Monday, January 13, 2014

Saham Sensitif Suku Bunga Jadi Pilihan

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan sore, laju IHSG diprediksi melanjutkan penguatan seiring kenaikan saham-saham di sektor yang sensitif suku bunga. Saham-saham dalam kategori itu pun jadi pilihan.
Pada sesi pertama perdagangan Senin (13/1/2014) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 106,85 poin (2,51%) ke posisi 4.361,822. Intraday terendah 4.292,334 dan tertinggi 4.365,41.
David Sutyanto, analis riset First Asia Capital mengatakan, IHSG akhir pekan lalu berhasil melanjutkan rebound dengan volume meningkat mencapai 2,96 miliar saham dibandingkan rata-rata harian dalam sepekan kemarin yang hanya 2,47 miliar saham. "Penguatan terutama ditopang saham-saham sektoral yang sensitif terhadap interest-rate, seperti perbankan, properti, dan ritel perdagangan," katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Senin (13/1/2014).
Menurut dia, pasar merespons positif keputusan Bank Indonesia (BI) yang menahan BI Rate di 7,5%. "Sebelumnya cadangan devisa akhir 2013 meningkat sebesar US$2,4 miliar mencapai US$99,4 miliar dan rasio defisit transaksi berjalan kuartal IV-2013 terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan mengecil di bawah 3% dibandingkan kuartal III-2013 di angka 3,8%," ujarnya.
Kondisi itu, lanjut dia, membuat nilai tukar rupiah atas dolar AS akhir pekan lalu menguat ditutup di 12.197 per dolar AS dibandingkan awal pekan lalu di 12.230.
"Sementara Wall Street akhir pekan lalu cenderung ditutup bervariasi. Indeks S&P di Wall Street akhir pekan lalu menguat 0,23% dan selama sepekan menguat 0,60%," ucapnya.
Sedangkan indeks DJIA akhir pekan lalu melemah 0,05% dan selama sepekan turun 0,20%. Angka pengangguran AS 2013 lalu turun menjadi 6,7% di bawah ekspektasi pasar 7%. "Membaiknya perekonomian AS di satu sisi memberikan optimisme di pasar namun juga menimbulkan kekhawatiran The Fed akan mempercepat pengurangan stimulusnya," ungkap dia.
Memasuki perdagangan awal pekan ini, lanjut dia, IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya menguji resisten 4.280 dan support di 4.225. "Penguatan indeks masih akan ditopang saham-saham yang sensitif interest-rate dan peluang penguatan rupiah atas dolar AS," ucapnya.
Secara teknikal, support pertama IHSG di level 4.225 dan support kedua 4.210. Di sisi lain, resistance pertama di angka 4.280 dan resistance kedua 4.330.
 
Di atas semua itu, David menyodorkan enam saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:
  1. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dalam kisaran Rp7.450-8.000, trading buy, stop loss di Rp7.275;
  2. Saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) dalam kisaran Rp3.825-4.075, trading buy, stop loss di Rp3.800;
  3. Saham PT Vale Indonesia (INCO) dalam kisaran Rp2.175-2.375, trading buy, stop loss di Rp2.150;
  4. Saham PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dalam kisaran Rp1.170-1.240, trading buy, stop loss di Rp1.150;
  5. Saham PT Pembangunan Perumahan (PTPP) dalam kisaran Rp1.205-1.270, trading buy, stop loss di Rp1.190; dan
  6. Saham PT Bumi Resources Minerals (BRMS) dalam kisaran Rp202-220, trading buy, stop loss di Rp199.