korea by dewanti

Monday, January 13, 2014

IHSG Akan Lanjutkan Penguatan

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir pekan lalu akhirnya berlabuh di zona hijau setelah sempat dibuka negatif. Indeks lompat 53 poin di penutupan sore pekan lalu.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (10/1/2013), IHSG lompat ke posisi 4.254 naik 53 poin (1,28%). IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 4.270.
Saham-saham di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) bangkit dari keterpurukan pada akhir pekan ini. Kebangkitan saham-saham setelah munculnya data terbaru tenaga kerja. Hanya indeks Dow Jones saja yang turun.
Pada perdagangan Jumat waktu setempat, Indeks Dow Jones turun 7,71 poin (0,05%) ke level 16.437,05. Indeks S&P500 naik 4,24 poin (0,23%) ke level 1.842,37. Sementara Indeks Nasdaq naik 18,47 poin (0,44%) ke level 4.174,66.
Hari ini IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatan di hari kejepit nasional (harpitnas) ini. Sentimen positif dari pasar Asia bisa memberi dorongan.
 
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
  • Indeks Straits Times naik 5,17 poin (0,16%) ke level 3.149,04. 
  • Indeks KOSPI menguat 11,53 poin (0,59%) ke level 1.950,07. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Waterfront Securities Indonesia
IHSG pada perdagangan Jumat 10 Januari 2014 ditutup menguat 1,23% pada level 4254. Sektor yang mengalami kenaikan terbesar adalah industri dasar dan properti. Investor asing net buy Rp96,5 miliar. Indeks di bursa Wall Street pada perdagangan Jumat ditutup mix. Data nonfarm payrolls yang lebih rendah dari estimasi mengurangi kecemasan bahwa The Fed akan mempercepat pengurangan stimulus. Data nonfarm payrolls bulan Desember lebih rendah dari estimasi, yaitu hanya 74 ribu dibandingkan estimasi yang sebesar 197 ribu. Sebaliknya tingkat pengangguran turun pada level 6,7%, lebih baik dari estimasi yang diperkirakan tetap pada level 7%. Tingkat pengangguran ini merupakan level terendah sejak Oktober 2008, namun lebih disebabkan karena banyak orang meninggalkan pasar tenaga kerja. Pada pekan ini perhatian pasar akan kembali tertuju pada data ekonomi dan earning season. Data ekonomi AS yang akan dirilis pada pekan ini di antaranya retail sales, PPI, Fed's Beige Book, CPI, Philadelphia Fed, housing starts, building permits dan Mich Sentiment. JP Morgan, Bank of America, Wells Fargo, Citigroup dan Goldman Sachs akan merilis laporan keuangannya pada pekan ini. Presiden The Fed Atlanta dan Ben Bernanke dijadwalkan akan berpidato pada pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung mixed to up. IHSG diperkirakan bergerak kisaran level 4230 — 4295. Rekomendasi: SMCB, BBNI, PGAS, INTP, KLBF, BBRI, BBCA
 
Trust Securities
Ternyata laju IHSG di luar perkiraan kami dimana dapat menguat cukup signifikan. Padahal di awal perdagangan sempat melemah terutama ketika melihat laju bursa saham Asia yang juga sempat melemah setelah terimbas penurunan laju bursa saham AS. Pelaku pasar masih memanfaatkan rendahnya harga sejumlah saham untuk kembali mengkoleksi sehingga terjadi aksi beli dan berimbas pada kenaikan IHSG. Selain itu, laju penguatan IHSG juga ditopang oleh membaiknya laju nilai tukar Rupiah, kembalinya asing nett buy, dan menguatnya beberapa indeks saham utama regional a.l Nikkei dan HSI. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4270,16 (level tertingginya) jelang preclosing dan menyentuh level 4190,12 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan berakhir di level 4254,97. Volume perdagangan dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Senin (13/1) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4182-4215 dan resistance 4264-4288. Berpola menyerupai morning star lewati middle bollinger bands (MBB). MACD mencoba uptrend dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic kembali uptrend. IHSG meski sempat di bawah target support (4172-4192) namun, sempat rebound dan melewati target resisten (4223-4228) sehingga memberikan penilaian makin besarnya kekuatan daya beli. Peluang kenaikan tetap masih ada terutama jika tidak langsung dimanfaatkan untuk profit taking dan pergerakan bursa saham global mendukung untuk penguatan lanjutan IHSG. (detik.com)