Jakarta -Akhir pekan lalu (10/01) IHSG berhasil ditutup menguat. IHSG ditutup naik di level 4,254.97 sebesar 1.27% atau 53.75 poin. Walaupun pada awal perdangangan sempat mengalami tekanan dari rilisnya beberapa data dari China seperti Surplus perdagangan bulan Desember 2013 yang hanya mencapai US$25,64 miliar dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$33,80 miliar serta ekspor yang hanya naik 4,3%, hal ini menunjukan adanya perlambatan ekonomi China. Akan tetapi investor merespon positif kebijakan dari Bank Indonesia yang tetap mempertahankan BI Rate di level 7.5%. Hanya sektor agrikulture dan aneka industri yang berad adi zona merah dengan pelemahan masing-masing 3.19% dan 0.42%. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 96 miliar.
Sementara itu, di akhir pekan Bursa Wall Street ditutup mixed, di mana Indeks Dow Jones turun 0.05% ke 16,437.05, sedangkan Indeks S&P naik 0,23% menjadi 1,842.37 dan indeks Nasdaq juga mengalami penguatan sebesar 0,44% ke level 4,174.67. Variatifnya rilis data ekonomi AS yang menyebabkan beragamnya respon dari para investor, seperti: data Nonfarm Payrolls yang rilis hanya sebesar 87.000 dari sebelumnya 226.000 atau di bawah konsensus sebanyak 195.000. Namun, data unemployment rate turun menjadi 6.7% lebih baik dari sebelumnya yakni 7%.
Hari ini kami perkirakan IHSG masih berpotensi kembali menguat. Sementara itu, bursa Asia dibuka rata-rata menguat. Secara teknikal, IHSG membentuk menyerupai bullis engulfing, indikator MACD bergerak ke atas dengan histogram positif memanjang, indikator stochastic baru saja membentuk golden cross. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support di level 4.198 dan resistance di level 4.327. (detik.com)