Jakarta -Pada perdagangan perdana tahun 2014 (02/01) IHSG berhasil menguat sebesar 1.24% pada level 4.327,26 atau naik 53.08 poin. Membaiknya beberapa data ekonomi Indonesia seperti Neraca Perdagangan yang kembali mengalami surplus dari US$24 juta menjadi US$777 juta serta Indonesia pada bulan Desember 2013 yang mengalami inflasi sebesar 0.55% atau 8.38% yoy dinilai masih terjaga. Sementara itu, HSBC Manufacturing China turun dari 50.8 menjadi 50.5. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 319 miliar. Penguatan dipimpin oleh sektor basic industry yang naik sebesar 2.25%.
Mengawali tahun 2014, bursa Wall Street mengalami pelemahan, Indeks Dow Jones turun sebesar 0.82% ke 16,441.35, Indeks S&P turun 0,89% menjadi 1,831.98 dan indeks Nasdaq turun 0,80% ke level 4,143.07. Setelah mencatatkan rekor tertinggi pada perdagangan akhir tahun, bursa AS terkena aksi profit taking seiring rilis data ISM Manufacturing indeks yang mengalami penurunan menjadi 57 dari sebelumnya 57.3. Di samping itu, sentimen negatif juga datang dari Asia yakni data manufaktur China yang mengalami perlambatan. Rilis data positif yakni klaim pengangguran yang turun menjadi 339.000 dari sebelumnya 341.000 belum mampu membawa bursa Wall Street berada di zona positif.
Pada hari ini kami IHSG kami perkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah. Waspada terhadap aksi profit taking karena indeks sudah menguat 4 hari berturut-turut. Secara teknikal, Indikator MACD bergerak naik dengan histogram positif yang memanjang, indikator stochastic mendatar. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support di level 4.270 dan resistance di level 4.360. (detik.com)