Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melemah 22 poin gara-gara aksi ambil untung yang dilakukan investor lokal. Dana asing masih mengalir masuk lantai bursa sebanyak setengah triliun rupiah.
Menutup perdagangan awal pekan, Senin (24/2/2014), IHSG melemah 22,579 poin (0,49%) ke level 4.623,574. Sementara Indeks LQ45 berkurang 5,198 poin (0,66%) ke level 779,698.
Wall Street membuka awal pekan dengan positif berkat penguatan saham-saham teknologi. Indeks S&P 500 nyaris cetak rekor baru.
Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones melaju 102,75 poin (0,64%) ke level 16.206,05. Indeks S&P 500 menguat 11,31 poin (0,62%) ke level 1.847,56. Sedangkan Indeks Komposit Nasdaq naik 29,18 poin (0,68%) ke level 4.292,59.
Hari ini diperkirakan IHSG akan bergerak dalam rentang yang terbatas. Posisi IHSG masih jenuh beli meski kemarin sudah terkoreksi.
Pergerakan bursa-bursa di Asia pagi hari ini:
- Indeks Nikkei 225 menguat 142,89 poin (0,96%) di posisi 14.980,57.
- Indeks Straits Times naik 13,91 poin (0,45%) ke level 3.119,75.
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:
First Asia Capital
Setelah menguat dalam tiga pekan terakhir, IHSG kemarin terkoreksi 22,579 poin (0,48%) di 4623,574 lebih pada aksi ambil untung atas sejumlah saham unggulan seperti ASII dan TLKM. Namun di tengah aksi ambil untung, pembelian bersih asing masih terus berlangsung mencapai Rp543,3 miliar. Selain dipengaruhi IHSG yang sudah relatif tinggi, koreksi yang terjadi terimbas pergerakan bursa Asia yang umumnya di teritori negatif menyusul kekhawatiran China akan mengetatkan pinjaman perbankannya ke sektor properti dan turunnya harga rumah baru di negara tersebut. Ini merupakan penurunan harga rumah pertama kali dalam empat bulan terakhir di China.
Penguatan IHSG sejak awal tahun ini lebih dipicu membaiknya kondisi makro ekonomi domestik yang mendorong masuknya dana asing ke pasar saham. Selain sentimen makro, pergerakan IHSG juga dipengaruhi rilis laba emiten sektoral. Sementara Wall Street tadi malam kembali melanjutkan tren bullish. Indeks DJIA dan S&P menguat masing-masing 0,64% dan 0,62% ditutup di 16207,14 dan 1847,61. Penguatan terutama dipicu aktivitas sejumlah emiten terkait merger dan akuisisi (M&A). Sedangkan harga komoditas emas kembali melanjutkan penguatannya ke level tertinggi dalam empat bulan terakhir di USD1336,90/t.oz menyusul keraguan atas pemulihan ekonomi AS dan melambatnya ekonomi China.
Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dalam rentang terbatas. Kondisi pasar global yang kondusif dan sentimen rilis laba emiten menjelang akhir bulan ini akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Diperkirakan IHSG akan kembali menguji resisten di 4670 dan support ada di 4610.
Trust Securities
Seperti yang kami tulis dalam ulasan sebelumnya dimana peluang kenaikan IHSG dapat berkurang bila tidak didukung sentimen yang ada dan tetap mewaspadai potensi downreversal karena aksi profit taking (bila ada). Nyatanya, laju IHSG secara intraday perdagangan cenderung mengalami pelemahan meski sempat naik tipis di awal perdagangan. Laju IHSG mulai melemah ketika laju bursa saham Asia mulai balik badan jelang penutupan setelah di awal juga sempat menguat pasca terjadinya sell off pada saham-saham properti dan konstruksi. Posisi IHSG yang masih bertahan di zona hijau dan nyaris bersentuhan dengan area overbought memang menggoda pelaku pasar untuk angkat jemuran sehingga IHSG pun akhirnya takluk oleh aksi tersebut dan berakhir di zona merah. Penguatan Rupiah pun tidak mampu mempertahankan laju IHSG di zona hijau. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4665,27 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4622,93 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4623,57. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Seperti yang kami tulis dalam ulasan sebelumnya dimana peluang kenaikan IHSG dapat berkurang bila tidak didukung sentimen yang ada dan tetap mewaspadai potensi downreversal karena aksi profit taking (bila ada). Nyatanya, laju IHSG secara intraday perdagangan cenderung mengalami pelemahan meski sempat naik tipis di awal perdagangan. Laju IHSG mulai melemah ketika laju bursa saham Asia mulai balik badan jelang penutupan setelah di awal juga sempat menguat pasca terjadinya sell off pada saham-saham properti dan konstruksi. Posisi IHSG yang masih bertahan di zona hijau dan nyaris bersentuhan dengan area overbought memang menggoda pelaku pasar untuk angkat jemuran sehingga IHSG pun akhirnya takluk oleh aksi tersebut dan berakhir di zona merah. Penguatan Rupiah pun tidak mampu mempertahankan laju IHSG di zona hijau. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4665,27 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4622,93 (level terendahnya) jelang preclosing dan berakhir di level 4623,57. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pada perdagangan Selasa (25/2) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4610-4615 dan resistance 4642-4670. Berpola menyerupai meeting lines sentuh upper bollinger bands (UBB). MACD mulai terbatas kenaikannya dengan histogram positif yang naik tipis. RSI, William's %R, dan Stochastic berpotensi downreversal. IHSG sempat berada di kisaran support (4608-4627) dan juga di kisaran resisten (4656-4668) yang menunjukkan variatifnya laju IHSG. Mulai munculnya candle merah bisa saja memberikan pengaruh negatif sehingga akan dimanfaatkan kembali untuk profit taking. Waspada berlanjutnya potensi downreversal. (detik.com)