INILAHCOM, Beijing - Surplus neraca perdagangan China mencatat rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Sepanjang Mei 2014, China mencatat surplus neraca perdagangan sebesar US$35,92 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan estimasi sebelumnya yang US$22,6 miliar.
Surplus itu ditopang meningkatnya ekspor yang melesat hingga 7% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ekspor itu diharapkan bisa melindungi perekonomian China dari ancama perlambatan ekonomi, terutama setelah turunnya impor.
Surplus itu ditopang meningkatnya ekspor yang melesat hingga 7% dibandingkan bulan sebelumnya. Kenaikan ekspor itu diharapkan bisa melindungi perekonomian China dari ancama perlambatan ekonomi, terutama setelah turunnya impor.
Seperti dilaporkan Badan Statitsik China, surplus neraca perdagangan mei mencapai US$35,92 miliar. Pada publikasi bulan sebelumnya, surplus itu 'hanya' US$18,45 miliar. Kinerja ekspor pada April naik 0,9% dibandingkan Maret. Namun kenaikan ekspor Mei mencapai 7%. Di sisi lain, impor turun justru 1,6% setelah meningkat 0,8% di bulan April.
Naiknya ekspor itu dapat meningkatkan kepercayaan China, bahwa pemulihan permintaan di AS dan Eropa dapat menopang pertumbuhan ekonomi mereka. Pada saat yang sama, hal itu juga sekaligus mengurangi kebutuhan pemberian stimulus dalam skala besar.
Akhir pekan silam Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan pemerintah pusat akan lebih pro-aktif menopang perekonomian lokal. Dia juga menegaskan keinginan untuk mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang masuk akal.
Survei Bloomberg terakhir menunjukan perekonomian China mulai stabil. Tapi investor masih menunggu serangkaian data China yang akan diumumkan minggu ini. Data-data tersebut antara lain terkait inflasi dan produksi industri. Pasar berharap hal itu bisa memberi informasi tambahan tentang kondisi perekonomian negara dengan perekonomain nomor dua terbesar dunia itu.