Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi China mengalami percepatan tertinggi selama Mei, menjadi yang tercepat dalam empat bulan terkait biaya produksi makanan, sedangkan penurunan harga pokok produksi berjalan lambat.
Harga konsumen dilaporkan naik 2,5% dibandingkan setahun sebelumnya, menurut data sebuah biro statistik di Beijing sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (10/9/2014). Angka itu melebihi perkiraan rata-rata kenaikan 2,4% sebagaimana hasil survei Bloomberg News.
Sementara itu, indeks harga produsen turun 1,4% setelah terjadi penurunan sebesar 2% dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, indeks harga produsen turun 1,4% setelah terjadi penurunan sebesar 2% dari bulan sebelumnya.
Inflasi berada di bawah target pemerintah yang tercatat 3,5% untuk setahun penuh. Dengan demikian, ada ruang bagi peningkatan kelonggaran moneter pada satu ekonomi yang diproyeksikan tumbuh tahun ini dengan kecepatan terendah sejak 1990.
Sementara itu, Perdana Menteri Li Keqiang menolak stimulus secara luas dengan tujuan untuk memperkuat bisnis usaha kecil dan sektor pertanian. Ekonomi China diduga tumbuh 7,3% tahun ini, menurut hasil survei Bloomberg. Angka itu turun dari 7,7% pada 2013 meski target pemerintah sekitar 7,5%.