INILAHCOM, New York - Bursa saham AS melemah seiring dengan indeks S&P 500 yang menghentikan rekor tertingginya pada penutupan perdagangan Rabu (25/6/2014) dini hari tadi. Para pelaku pasar masih merespon negatif terhadap faktor geopolitik.
Selain itu, laporan dari sektor properti yang dan kinerja sektor konsumsi yang lebih baik dari perkiraan turut menjadi penyebabnya.
Indeks S&P 500 turun 12,63 poin atau 0,64% ke 1.949,98, indeks Dow Jones turun 119,13 poin atau 0,70% ke 16.818,13 dan indeks Nasdaq turun 18,32 poin atau 0,42% menjadi 4.350,36.
Sedangkan, hampir setiap saham tampak meningkat dengan 2 saham yang turun. Volume perdagangan sebanyak 648 juta saham senilai US$3 miliar.
Emas berjangka naik US$2,90 atau 0,2%, menjadi US$1,321.30 per troy ounce dan minyak mentah berjangka turun 14 sen atau 0,1% ke US$106,03 per barel.
Harga rumah AS bulan April 2014 naik 1,1% sehingga melanjutkan kenaikan bulan lalu di musim semi. Data dari 20 kota, harga rumah menyesuaikan musiman sehingga naik 0,2% di 20 kota. Pada bulan Maret pertumbuhan mencapai 1,2%.
Sementara unutk pertumbuhan tahunan mencatat penurunan tajam yang hanya naik 10,8% di bulan April. Data ini paling lambat sejak Maret 2013 lalu.
Sedangkan pertumbuhan tahunan bulan Maret 2014 sebesar 12,4%. Pertumbuhan 19% untuk pertumbuhan bulan April. Hal ini mendekati kenaikan tertinggi bulan April 2006 sebesar 18%.
Kepala Strategi di TD Ameritrade, JJ Kinahan mengatakan, kekhawatiran tentang kekerasan di Irak dan naiknya harga minyak adalah "keseluruhan tema yang berat". Demikian mengutip dari cnbc.com.
Sementara itu, Dow Jones News Service melaporkan, pesawat tempur Suriah menyerang target di Irak barat kemarin dan menewaskan setidaknya 50 orang. Sedangkan, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mendesak, para pemimpin Irak untuk membentuk sebuah front bersatu melawan pemberontak yang sekarang menguasai bagian-bagian dari produsen minyak terbesar kedua di OPEC tersebut.