New York -Pasar saham Wall Street akibat tekanan dari konflik di Irak. Investor punya alasan untuk melepas saham dan mengambil untung setelah kemarin saham-saham naik tinggi berkat data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Dow Jones mengalami koreksi terdalamnya bulan ini. Padahal data ekonomi menunjukkan indeks kepercayaan konsumen naik lebih tinggi dari prediksi di Juni, ditambah juga data penjualan rumah yang tubuh di Mei.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi negeri Paman Sam itu sudah mulai membaik pasca cuaca ekstrim di awal tahun ini.
Indeks S&P 500 sempat menanjak ke titik intraday tertingginya sepanjang masa di 1.968,17, tapi kemudian kena koreksi di tengah perdagangan. Indeks acuan ini sudah menguat enam hari berturut-turut sampai berhenti di perdagangan Senin lalu.
Pelaku pasar khawatir konflik di Irak akan makin panas. Pasalnya konflik tersebut diprediksi bisa membuat harga minyak dunia melambung.
"Situasi di Irak seperti menjadi fokus investor daripada isu-isu lainnya," kata Stephen Massocca, managing director dari Wedbush Equity Management LLC di San Francisco, seperti dikutip Reuters, Rabu (25/8/2014).
Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones jatuh 119,13 poin (0,7%) ke level 16.818,13. Indeks S&P 500 kehilangan 12,63 poin (0,64%) ke level 1.949,98. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 18,32 poin (0,42%) ke level 4.350,36. (detik.com)