Jakarta -Hari Senin (17/6) IHSG ditutup negatif dengan loss sebesar -0.84% di 4,885.46. Sepanjang sesi pertama dan kedua IHSG terus-menerus berada dalam tekanan jual, volume transaksi tidak begitu besar di kisaran 3.86 miliar lembar saham dengan nilai Rp 3.82 triliun. Indeks Misc Industry mengalami koreksi terdalam -1.59% didorong oleh penurunan saham ASII (-2.03%). Namun sektor Agri tetap mampu bertahan dengan gain +0.33% didorong kenaikan saham LSIP (+1.56%) dan AALI (+0.47%) yang menguat akibat pergerakan positif harga CPO. Investor asing mencatat nilai net sell sebesar Rp 248 miliar.
Pada hari Selasa (17/6), IHSG kami perkirakan akan melanjutkan sideways negatif dalam range 4,863-4,940. Sejumlah indikator teknikal, MACD, Stochastic, MFI, dan RSI menunjukkan sinyal bearish continuation. Diperkirakan tekanan jual atas IHSG akan melambat hari ini. Sentimen eksternal yang masih mixed belum akan berkontribusi banyak terhadap pergerakan IHSG hari ini.
Indeks saham AS berakhir positif pada hari Senin (16/6). Namun kekhawatiran akan kembali meningkatnya eskalasi konflik di Irak kembali membatasi pergerakan positif saham-saham yang didorong naik oleh sentimen rilis data perekonomian seperti: Empire State Manufacturing Index +19.3 (konsensus: 15.2), TIC Long Term Purchases sebesar USD 10.13 bn (konsensus: USD 4.27 bn), dan Capacity Utilization Rate 79.1% (konsensus: 78.9%).
Kekhawatiran akan naiknya intensitas konflik bersenjata di Irak antara pemberontak dengan tentara pemerintah di daerah utara Irak, kembali menekan pergerakan indeks saham Eropa pada hari Senin (16/6). Harga minyak Brent naik ke posisi tertingginya selama sembilan bulan terakhir, dan masih berpeluang kembali naik. Zona Eropa mengalami inflasi sebesar 0.5% (yoy) di bulan Mei sesuai ekspektasi.(detik.com)