INILAH.COM, Bogor - PT Sentul City Tbk (BKSL) telah menaikkan harga jual properti 5% sampai 7%, akibat melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang membuat bahan baku bangunan naik.
Vice President Director PT Sentul City Tbk, Andrian Budi Utama mengatakan kenaikan harga jual properti dengan mengikuti harga material yang semakin naik saat ini. Perseroan, memutuskan untuk menaikan harga dari sebelumnya.
"Kenaikan 5 persen sampai 7 persen untuk harga jual landed house," ujar Andrian seusai Public Expose di kawasan Taman Budaya Sentul, Bogor, Selasa (22/10/2013).
Menurut Andrian, kenaikan harga jual bukan hanya diakibatkan dari pelemahan rupiah, tetapi juga didorong dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Sales Marketing Director, Syukurman Larosa mengatakan, perseroan berusaha menjaga harga jual properti agar bisa diterima konsumen dan untuk kenaikan harga jual, setiap tahunnya selalu meningkat 20% sampai 30%.
"Kenaikan harga jual juga disambut postif oleh para penghuni Sentul City, karena kan properti salah satu investasi," ujar Syukurman di tempat yang sama.
Dalam memikat konsumen, kata Syukurman, perseroan melalukan berbagai strategi khusus agar ketika membangun perumahan sesuai dengan keinginan konsumen.
"Mengenai strategi menarik pembeli, kita mengadakan studi untuk mengetahui demand dari customer khususnya mereka yang ingin tinggal di Sentul City dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka," tutur dia.