korea by dewanti

Monday, November 18, 2013

BI: Defisit Transaksi Berjalan Masih Mengkhawatirkan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV masih mengkhawatirkan, tetapi diprediksi menyempit ke level 3,4% dari produk domestik bruto.
Sementara itu, neraca pembayaran Indonesia pada akhir tahun diyakini akan surplus karena ditopang peningkatan pada neraca transaksi modal dan finansial.
Doddy Zulverdi, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), mengatakan defisit neraca transaksi berjalan pada triwulan IV diprediksi sekitar 3,4% dari PDB, membaik dari triwulan sebelumnya yang sebesar 3,8% dari PDB.
"Kondisi defisit transaksi berjalan yang normal sekitar 2—2,5% dari PDB. Sementara kami perkirakan pada akhir tahun masih di atas 3%. Jadi artinya masih dalam range yang mengkhawatirkan," ujarnya, Senin (18/11/2013).
Menurutnya, penting untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan karena adanya kekhawatiran menurunnya arus masuk modal asing seiring semakin dekatnya implementasi pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat.
Namun, khusus triwulan IV BI memprediksi terjadi peningkatan surplus pada neraca transaksi modal dan finansial  dibandingkan dengan triwulan lalu yang tercatat US$4,9 miliar.
Doddy mengatakan peningkatan surplus tersebut ditopang tren arus masuk modal asing yang umum terjadi menjelang akhir tahun. "Namun juga ada outflow karena pembayaran utang jatuh tempo lebih besar pada triwulan IV," jelasnya.
Doddy mengatakan bank sentral optimistis neraca pembayaran akan surplus pada akhir tahun ini karena menipisnya defisit transaksi berjalan ditambah meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial.
Proyeksi tersebut lebih baik dari realisasi pada triwulan III lalu yang mencatat terjadi defisit neraca pembayaran sebesat US$2,6 miliar. "Namun hal itu tidak cukup untuk membuat kita untuk bersantai karena defisit transaksi berjalan masih besar," jelasnya.