korea by dewanti

Wednesday, December 4, 2013

Sinyal Positif Dari The Fed

INILAH.COM, Jakarta - Masih buramnya pasar tenaga kerja bakal memaksa The Fed menunda rencana pemotongan dana stimulus. Perekonomian India juga mulai pulih.
Seperti diperkirakan sebelumnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya terjungkal. Selasa ini (3/12/2013), indeks ditutup melemah 24,51 poin (0,57%) ke level 4.297,47. Ini terjadi karena investor tak tahan lagi melihat perkembangan yang terjadi di bursa dunia, terutama di Wall Street.
Tadi pagi, indeks Dow Jones dan Nasdaq ditutup melemah 0,48% dan 0,36%. Seperti dikomando, kecuali bursa Tokyo dan Singapura, hampir semua bursa ikut-ikut lesu. Indeks Hang Seng dan Kospi, misalnya, hari ditutup melemah 0,53% dan 1,05%. Sementara Nikkei dan Straits Times masing-masing mencatat kenaikan 0,60% dan 0,06%.
Penurunan yang terjadi di Wall Street tak lepas dari kekahawatiran The Fed atas masih suramnya pasar tenaga kerja. Hingga September 2013, pengguran masih berada di level 7,2%. Padahal, jika angkanya bisa diteken di level 6,5%, The Fed berencana menaikan suku bunga acuan. "Pasar tenaga keeja masih menjadi hambatan terbesar The Fed untuk mengerek suku bunga," ujar Janet Yallen, calon pengganti Ben Bernanke sebagai Gubernur The Fed.
Dengan masih suramnya pasar tenaga kerja, para analis yakin The Fed akan menunda rencana pemotongan dana anggaran stimulus (Quantitative Easing III). Seperti diketahui, pemangkasan anggaran stimulus akan diumumkan dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed yang akan berlangsung 17 – 18 Desember.
Jelas, ini kabar baik. Apalagi perekonomian India juga mulai membaik. Palaniappan Chridambaram, Menteri Keuangan India, memperkirakan defisit transaksi berjalan negerinya bisa ditekan dari US$ 87,8 miliar tahun lalu menjadi US$ 56 miliar tahun ini (Maret 2013 – Maret 2014).
Sentimen positif juga datang dari dalam negeri. Dengan terkendalinya inflasi dan neraca perdagangan, diyakini BI akan mempertahankan suku bunga acuan. Itu sebabnya, sejumlah analis optimis bursa akan kembali bergairah. "Data ekonomi Indonesia yang positif itu akan mewarnai bursa," kata Wilson Sofan, Kepala Riset Reliance Securities.