Jakarta -Pasca mengalami kenaikan setelah merespon data-data makro ekonomi Indonesia, tampaknya laju IHSG kurang bergairah yang terlihat sejak awal sesi terus menunjukkan pelemahannya. Sentimen dari makro ekonomi terlihat hanya sesaat. Pelaku pasar kembali pada realita dimana kembali wait & see terhadap rilis RDG BI dan FOMC. Padahal pelemahan IHSG terjadi saat laju Rupiah sedang bergerak menguat. Di sisi lain, laju bursa saham Asia yang memerah terimbas pelemahan bursa saham AS sebelumnya membuat IHSG terperangkap dalam aura negatif sehingga terpaksa berbalik melemah. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4320,06 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4269,35 (level terendahnya) jelang akhir sesi 1 dan berakhir di level 4288,76. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan penurunan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pada perdagangan Rabu (4/12) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4250-4275 dan resistance 4295-4325. Berpola menyerupai bearish harami di bawah middle bollinger bands (MBB). MACD mencoba naik dengan histogram positif yang memanjang. RSI, William's %R, dan Stochastic gagal mencoba membentuk upreversal. Laju IHSG sempat berada dalam kisaran target support (4250-4285) seiring kembalinya aksi jual yang terjadi. Meski berharap akan terjadinya rebound namun, belum tertutupinya gap 4256-4265 dimungkinkan membuat laju IHSG kembali melemah terbatas. (detik.com)