INILAH.COM, Jakarta Meski laju IHSG terus menanjak, saham-saham di sektor pembiayaan dinilai kurang menarik secara teknikal. Hanya saham CFIN yang layak dilirik. Seperti apa?
Pada perdagangan Senin (20/1/2014) saham PT Clipan Finance Indonesia (CFIN) ditutup menguat Rp6 (1,47%) ke Rp412; PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) naik Rp50 (0,60%) ke Rp8.300; PT Tifa Finance (TIFA) turun Rp2 (0,61%) ke Rp322;
PT Mandala Multifinance (MFIN) turun Rp15 (2,12%) ke Rp690; PT BFI Finance Indonesia (BFIN) turun Rp5 (0,22%) ke Rp2.200; PT Tunas Ridean (TURI) stagnan di Rp580; PT Wahana Ottomitra Multiarha (WOMF) menguat Rp13 (5,09%) ke Rp268 dan PT HD Finance (HDFA) stagnan di Rp230 per saham.
Fanny Suherman, research analyst PT OSO Securities mengatakan, dari sudut pandang teknikal, bukan fundamental, saham-saham di sektor pembiayaan masih kurang menarik. "Secara sektoral, hanya saham CFIN yang lumayan menarik. Itupun harus tunggu breakout," katanya kepada INILAH.COM.
Untuk CFIN, kata dia, ada potensi untuk naik kembali jika saham ini berhasil break middle bollinger band. "Sebab, saham ini sudah membentuk pola inverted hammer yang menunjukkan adanya potensi perubahan tren," ujarnya.
Dilihat dari indikator The Relative Strength Index (RSI), CFIN telah crossover Moving Average (MA) 10, dan stochastic hampir membentuk golden cross.
"Saya rekomendasikan buy on breakout saham CFIN jika tembus Rp410 dengan target price di level Rp425," papar dia. Sementara itu, support berada di level Rp400 dan cutloss jika melemah dan menembus Rp385.
Di sisi lain, saham ADMF untuk trading kurang begitu menarik. "Sebab, laju saham ini tidak didukung oleh besarnya volume transaksi. "Walaupun, secara teknikal sudah break upper bollinger band," timpal Fanny.
"Saham TIFA juga enggak menarik," tutur dia. Sebab, saham ini masih bergerak sideways di kisaran level Rp285-340. "Terus, volume transaksi TIFA juga sangat kecil. Ada baiknya hindari dulu. Saham PT Mandala Multifinance (MFIN) dan BFIN juga tidak menarik," ungkap dia.
Begitu juga dengan saham TRUS, WOMF, dan HDFA. "Saham-saham ini enggak bagus secara teknikal karena volume transaksinya tidak mendukung," imbuh Fanny.