korea by dewanti

Tuesday, January 28, 2014

IHSG Masih Alami Tekanan Jual

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin meluncur tajam hingga 114 poin gara-gara aksi jual masif sejak pembukaan perdagangan. Terlalu banyak sentimen negatif yang beredar membuat investor hengkang sejenak dari lantai bursa.
Mengakhiri perdagangan awal pekan, Senin (27/1/2014), IHSG jatuh 114,563 poin (2,58%) ke level 4.322,780. Sementara Indeks LQ45 terjun bebas 24,639 poin (3,30%) ke level 722,399.
Pasar saham Wall Street kembali ditutup negatif setelah pekan lalu jatuh cukup dalam. Koreksi saham-saham teknologi membuat bursa Paman Sam sulit bergerak ke atas.
Pada penutupan perdagangan Senin waktu setempat, Indeks Dow Jones berkurang 41,23 poin (0,26%) ke level 15.837,88, perdagangan kelimanya berturut-turut yang berakhir di zona merah.
Sementara Indeks S&P 500 turun 8,73 poin (0,49%) ke level 1.781,56, dan Indeks Komposit Nasdaq anjlok 44,56 poin (1,08%) ke level 4.083,61.
Hari ini IHSG diperkirakan masih akan mengalami tekanan jual meski tidak sedahsyat kemarin. Minat beli yang mulai muncul bisa menggiring IHSG ke zona hijau.
 
Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:
  • Indeks Nikkei 225 naik tipis 15,36 poin (0,10%) ke level 15.021,09. 
  • Indeks KOSPI melemah 3,34 poin (0,17%) ke level 1.907,00. 
Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

Waterfront Securities
IHSG pada perdagangan Senin 27 Januari 2014 ditutup melemah 2,58% pada level 4322. Semua sektor melemah dengan kontribusi pelemahan terbesar pada sektor pertambangan dan properti. Investor asing melakukan net sell sebesar Rp973,5 miliar. Indeks di bursa Wall Street kembali melemah didorong oleh kekhawatiran berlanjutnya pemangkasan stimulus oleh The Fed dan perlambatan ekonomi China. The Fed akan melakukan pertemuan dua hari pada Selasa dan Rabu ini waktu AS, yang diperkirakan akan memutuskan mengurangi lagiprogram pembelian obligasinya sebesar USD10 miliar perbulan. Adanya indikasi pengurangan stimulus tersebut dan perlambatan ekonomi China mendorong depresiasi tajam pada mata uang negara-negara sedang berkembang dari Turki hingga Korea Selatan. Hal ini menimbulkan kecemasan pasar global akan lebih berfluktuasi. Sementara itu data penjualan rumah baru di AS pada bulan Desember turun lebih banyak dari yang diperkirakan. Dari 125 emiten dalam indeks S&P500 yang telah meril is laporan keuangan, sebanyak 74% membukukan laba yang melebihi estimasi dan sebesar 68% mencatatkan penjualan yang melebihi perkiraan. Indeks Harga Saham Gabungan hari ini diperkirakan bergerak cenderung melemah. IHSG diperkirakan akan bergerak pada kisaran level 4250 — 4380. Rekomendasi: ICBP, BBNI, ASRI, BBRI, HRUM, LPCK, PGAS, TLKM, INDF
 
Semesta Indovest
Bursa AS ditutup masih melemah pada tadi malam dengan indeks Dow Jones turun 41,23 poin atau 0,26%, S&P 500 turun 0,49%, dan Nasdaq turun 1,08%. Pelemahan indeks dipicu oleh wait and see-nya pelaku pasar jelang siding the Fed yang diperkirakan akan kembali dilakukan tapering sebesar US$ 10 milyar walau ekonomi China masih menunjukan perlambatan. Dari data ekonomi, penjualan rumah baru bulan Desember sebesar 414.000 masih di bawah perkiraan sebesar 458.000. Saham-saham teknologi memimpin pelemahan indeks.
Bursa eropa ditutup melemah terimbas turunnya saham-saham sector telecom dan energy menyusul kekhawatiran pada ketatnya likuiditas di China setelah PBoC melarang transfer dana jelang tahun baru China.
Bursa Indonesia hari ini diperkirakan akan bergerak mixed namun masih berpotensi mengalami rebound setelah mulai muncul minat beli pada akhir sesi kemarin. Saham-saham yang dapat diperhatikan hari ini antara lain SIMP, BBNI, SSMS, BBRI, MDLN. (detik.com)