Jakarta -Kemarin (22/01) IHSG kembali menguat walaupun sempat tertekan di awal perdagangan karena aksi profit taking. IHSG ditutup naik ke level 4,477.48 atau naik 0.56% sebanyak 24.99 poin. Kenaikan IHSG seiring dengan kenaikan beberapa bursa Asia karena berkurangnya kekuatiran incestor terhadap krisi likuiditas di China karena PBOC yang mengucurkan dana ke pasar uang sebesar US$42 miliar. Sektor yang memimpin penguatan IHSG adalah sektor Pertambangan yang menguat sebesar 1.91%. Sementara itu, investor asing masih mencatatkan net buy sebesar Rp373 miliar.
Semalam bursa Wall Street ditutup kembali bervariasi, di mana Indeks Dow Jones turun 0.25% ke 16,373.34, sedangkan Indeks S&P naik 0,06% menjadi 1,844.86 dan indeks Nasdaq juga mengalami penguatan sebesar 0,41% ke level 4,243.00. Sentimen rilis kinerja keuangan dari beberapa emiten yang di atas estimasi seperti United Technologies dan Norfolk Southern. Namun di sisi lain, kinerja dari beberapa emiten seperti IBM Corp dan Texas Instruments yang hanya sesuasi perkiraan.
Hari ini kami perkirakan IHSG akan bergerak variatif dapat kembali menguat terbatas, akan tetapi perlu di waspadai pembalikan arah. Investor menanti rilis data manufaktur China pada hari ini yang diperkirakan mengalami kenaikan. Secara teknikal, IHSG membentuk menyerupai hammer dan berada di area upper bolingger bands. Indikator MACD bergerak mendatar dengan histogram negatif memendek, indikator stochastic bergerak mendatar di area overbought. Kami perkirakan IHSG akan bergerak pada support 4410 dan resistance di level 4552. (detik.com)