INILAH.COM, Jakarta - Demo anti-pemerintah yang berkecamuk di Thailand membawa berkah bagi bursa di kawasan Asia, termasuk Indonesia. Sebab, gara-gara aksi itu, dana asing mulai kembali masuk ke Indonesia.
Paling tidak, gejala capital inflow bisa di simak dari pergerakan IHSG belakangan ini. Setelah Senin kemarin menguat 0,44%, hari ini (21/1) indeks kembali naik 0,47% ke level 4.452,50.
Para analis begitu yakin, masuknya dana asing ke Indonesia belum akan berhenti. Soalnya, situasi di Thailand kini semakin memburuk. Situasi ini pula yang membuat credit default swap (CDS) obligasi Thailand di awal pekan ini melambung ke posisi 158 atau naik 58 basis poin sejak dimulainya demo anti-pemerintah Oktober lalu.
Naiknya risiko gagal bayar surat utang itu telah membuat para investor asing khawatir, sehingga mereka ramai-ramai menarik dananya dari negeri Gajah Putih. "Kami menjual seluruh posisi kami di Thailand sepanjang akhir tahun lalu," ujar Lauren Van Biljon, Analis Wells Fargo's Firs International Advisors LLC di London.
Bursa Thailand dan Thai Bond Market Association melaporkan, sejak demo meletus Oktober tahun lalu, tak kurang dari US$2,8 miliar dana asing hengkang dari lantai bursa. Sementara obligasi negara Thailand yang dilepas investor jumlahnya mencapai US$1,4 miliar. Jumlah dana asing yang ke luar diperkirakan akan lebih besar bila situasi politik di Thailand makin kacau.
Dana-dana itulah yang diduga masuk ke bursa-bursa di kawasan Asia, termasuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Lihat saja, selain IHSG, penguatan juga dialami indeks Hang Seng (0,45%), Kospi (0,52%), Nikkei (0,99%), maupun Straits Times Index (0,18%). "Setelah ke luar dari Thailand, dana asing mencari lahan investasi baru," ujar Setiawan Efendi, Analis Phintraco Securities.
Memang, rada sulit untuk memprediksi sampai kapan penguatan yang ditopang oleh hot money itu akan berlangsung. Apalagi, seperti biasa, penguatan IHSG yang terjadi dua hari belakangan ini rawan aksi profit taking oleh para investor. Ancaman lain yang bisa merontokan IHSG adalah meroketnya inflasi akibat banjir.