Jakarta -Dolar AS bergerak melemah terhadap rupiah belakangan ini. Dolar bahkan sampai ke level terendahnya sejak 3 bulan terakhir di Rp 11.365 tepat pada pagi ini.
Senior Analyst & Corporate Trainer at Millennium Penata Futures Suluh A Wicaksono mengatakan, ada beberapa hal yang mempengaruhi penguatan rupiah. Yakni faktor internal dari dalam negeri dan faktor eksternal dari luar negeri.
"Faktor internal menunjukkan tekanan inflasi berkurang dimana inflasi year on year (yoy) turun menjadi 7,7%, dari bulan sebelumnya 8,3%," ungkap Suluh saat berbincang dengan detikFinance, Selasa (11/3/2014).
Selain itu, Suluh menjelaskan, cadangan devisa naik menjadi US$ 102 miliar, terkait capital inflow yang besar ke aset berisiko dan Surat Utang Negara (SUN).
Sementara itu situasi yang kondusif di Indonesia menjadi salah satu faktor rupiah semakin perkasa terhadap dolar AS.
"Stabilitas politik jelang Pemilu terjaga dan membuat pelaku pasar tidak panik membeli dolar. Minat asing terhadap investasi di Indonesia lebih kondusif. Terkait pemilu khususnya sepertinya baru akan terlihat dampaknya pasca pemilu dan jelang pilpres mendatang," ungkap Suluh.
Sementara, dari sisi eksternal, aksi ambil untung terjadi setelah dolar reli tajam dari Januari hingga awal Maret. "Serta belum ada tanda bank sentral AS The Fed akan melakukan tapering lanjutan membuat dolar sedikit meredup," kata dia.
Namun yang perlu diwaspadai adalah dampak dari melemahnya data China, di mana neraca perdagangan yang dirilis kemarin adalah defisit U$ 28 miliar.
"Perlambatan ekspor China dapat diartikan perlambatan ekonomi Global. Pengaruhnya adalah penguatan dolar untuk jangka panjang ketika mitra dagang utama China juga Amerika Serikat, dan Indonesia. Sampai saat ini data ekonomi China masih belum berdampak terhadap rupiah secara langsung," tutur Suluh.
Apakah saat ini lebih baik beli dolar atau justru jual?
Analis Pasar Uang Yanuar Rizky mengatakan, saat ini dolar sudah bergerak di level support atau level terendahnya. Maka jika masyarakat yang ingin membutuhkan dolar dalam jumlah sedikit katakanlah untuk berlibur maka ini saat yang tepat.
"Ambil (dolar) sekarang. Tetapi perlu diingat dolar saat ini tinggi sekali permainannya. Fluktuasi akan terus terjadi dan mencari selisih itu harus jeli," tuturnya.
Rupiah tidak bergerak stabil saat ini menurut Yanuar. Dikatakannya, waspada capital outflow atau modal yang lari dari Indonesia sangatlah perlu. Ketika capital outflow terjadi maka siap-siap dolar bisa kembali ke Rp 12.000.
"Kisarannya dolar di Rp 11.500 sampai Rp 12.000," katanya. (detik.com)