INILAHCOM, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (10/3/2013) ditutup menguat 75 poin (0,66%) ke posisi 11.360/11.370 dari posisi kemarin 11.435/11.445.
Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, penguatan rupiah awal pekan ini seiring tingkat pengangguran AS yang pekan lalu dirilis cukup mengecewakan. Meski data non-farm payrolls AS positif 175 miliar, kurang disikapi pasar karena masih juga ada ketidakpastian Ukraina.
Apalagi, kata dia, tingkat pengangguran AS memburuk dari 6,6% menjadi 6,7%. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terkuatnya 11.320 setelah mencapai level terlemahnya 11.450 per dolar AS dari posisi pembukaan 11.450 per dolar AS," katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Senin (10/3/2014).
Rupiah juga menguat karena laporan neraca perdagangan China yang meleset di bawah estimasi. Angkanya dari perkiraan surplus 13,2 miliar yuan menjadi -23 miliar dibandingkan publikasi sebelumnya 31,9 miliar. Ditambah juga ketidakpastian di Ukraina.
Pada saat bersamaan, juga masih terdapat antisipasi para pelaku pasar terhadap potensi kenaikan BI rate. BI rate kemungkinan akan dinaikkan pada kuartal II-2014.
Pada Rapat Dewan Gubernur BI Kamis (13/3/2014) BI rate diprediksi bertahan di level 7,5% karena inflasi telah melambat dan rupiah juga menunjukkan penguatan. "Karena itu, kenaikan BI rate kemungkinan diundur hingga kuartal II-2014," ucapnya.
Jadi, lanjut dia, penguatan rupiah lebih dipicu oleh antisipasi pasar atas momentum jelang pengumuman BI rate. Saat ini, memang tidak urgen BI rate dinaikkan karena rupiah sudah menguat.
Kenaikan BI rate pada kuartal II seiring prospek risiko dari tapering The Fed. Terutama, jika data AS kembali rebound pada musim panas. "Pelemahan data tenaga kerja AS belakangan ini kemungkinan disebabkan faktor cuaca ekstrem sementara," tuturnya.
Alhasil, rupiah menguat meski dolar AS juga menguat terhadap mayoritas mata uang utama kecuali terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa).
Indeks dolar AS menguat ke 79,75 dari sebelumnya 79,69. "Terhadap euro, dolar AS running ditransaksikan melemah ke US$1,3874 dari sebelumnya US$1,3871 per euro," imbuh Christian.