Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah kalangan menyambut positif pilpres yang akan berlangsung satu putaran. Namun, para pelaku usaha masih menunggu kedua pasang capres dan cawapres yang akan bertarung mempertajam program mereka.
Dengan hanya dua calon presiden dan wakil presiden yang maju, yaitu Joko WidodoJusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, maka pemilihan presiden periode 2014-2019 akan berlangsung dalam satu putaran.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika menyatakan Pilpres 2014 yang akan berlangsung satu putaran dinilai berdampak positif pada situasi makroekonomi, sekaligus memberi kepastian pada pelaku usaha.
"Kalau hasil pilpres lebih cepat ketahuan, tentu pelaku ekonomi akan lebih cepat mengeksekusi rencana mereka," ujarnya, Senin (19/5).
Soal program di bidang ekonomi setiap pasangan, Erani menuturkan keduanya masih belum jelas dan cenderung serupa. Platform ekonomi Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta masih berkutat di seputar program penguatan ekonomi rakyat, daya saing infrastruktur dan pengelolaan sumber daya alam.
"Namun, apa yang diprioritaskan, caranya bagaimana, belum ketahuan. Karena itu, perlu bagi pasangan capres dan cawapres untuk lebih mempertajam program-program kerjanya, terutama yang menyangkut perkembangan ekonomi," ujarnya.
Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan pasar akan merespons positif apabila hanya ada dua pasang capres-cawapres yang bertarung, karena ketidakpastian politik berkurang.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Chis Kanter mengatakan dunia usaha berharap akan ada penajaman program ekonomi dari kedua pasang kandidat tersebut.
Pasalnya, pada masa kampanye sebelumnya, berbagai program yang diangkat baik oleh Prabowo Subianto maupun Joko Widodo masih berupa program populis.
Pasalnya, pada masa kampanye sebelumnya, berbagai program yang diangkat baik oleh Prabowo Subianto maupun Joko Widodo masih berupa program populis.
"Platform ekonomi dari masing-masing capres belum terlihat secara detail. Yang diangkat oleh Prabowo maupun Jokowi belum banyak. Pengusaha akan me lihat ini nanti pada saat kampanye capres-ca wapres nanti," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Didie W. Soewondho mengatakan pelaku usaha juga berharap koalisi yang dibangun oleh masing-masing capres itu lebih dari 50%. Tujuannya, agar kelak program-program pemerintah tidak dihambat di parlemen.
Arie Sudjito, pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, mengingatkan pertarungan pilpres yang mengerucut pada dua kubu berpotensi mengalami eskalasi ketegangan, sehingga tim sukses masing-masing kandidat harus sejak dini bersikap elegan.