Jakarta -Kemarin, 2 pasang calon presiden-wakil presiden sudah mendeklarasikan diri. Salah satunya adalah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, PPP, PKS, dan PBB.
Pasangan ini telah merilis visi-visi kebijakan ekonomi yang akan dijalankannya.
Berikut adalah rangkumannya seperti dikutip detikFinance berdasarkan dokumen berjudul Agenda dan Program Nyata untuk Menyelamatkan Indonesia dari Prabowo-Hatta di Jakarta, Selasa (20/5/2014):
- Meningkatkan pendapatan per kapita dari Rp 35 juta per tahun menjadi minimal Rp 60 juta per tahun dengan pertumbuhan ekonomi 7% per tahun.
- Meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi. Kesenjangan pendapatan yang diukur dari gini ratio ditargetkan menuju 0,31 dari saat ini 0,41. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga ditingkatkan dari 75 menjadi 85.
- Meningkatkan daya serap tenaga kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui perbaikan irigasi dan infrastruktur untuk industri pengolahan yang pada karya dan pembukaan lahan pertanian baru. Kemudian menjadikan BUMN yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian sebagai lokomotif kebangkitan dan kedaulatan ekonomi.
- Membangun industri pengolahan untuk menguasai nilai tambah bagi perekonomian nasional yang dilakukan dengan cara reformasi pengelolaan sumber daya alam dan industri, mempercepat pengembangan industri hilir pengolahan sumber daya mineral, melanjutkan renegosiasi kontrak-kontrak pertambangan dan migas yang belum cukup berkeadilan dan memprioritaskan kontrak-kontrak yang telah berakhir untuk entitas bisnis nasional, serta meningkatkan pembangunan dan daya saing industri hilir kelapa sawit, karet, kakao, bubur kayu dan kertas, serta produk primer lainnya.
- Membangun dan mengembangkan industri transportasi nasional.
- Mengambil kebijakan proaktif dalam menjaga stabilitas sektor keuangan, melalui pengurangan risiko instabilitas dari internal maupun eksternal sektor keuangan.
- Membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Keuangan yang terintegrasi dengan pariwisata, properti, pendidikan, industri kreatif, jasa-jasa dan ritel komersial. Investasi pemerintah dianggarkan sekitar US$ 2,25-3 miliar selama 7 tahun.
sumber: detik.com