INILAHCOM, Jakarta - Data yang dirilis hari ini (20/5) menunjukkan ekonomi Singapura tumbuh 2,3% pada kuartal pertama lalu. Angka ini jauh lebih besar ketimbang estimasi yang dibuat bulan April lalu, yang 0,1%. Kenaikan itu terutama didorong membaiknya aktivitas di sektor manufaktur.
Ekonomi Singapura diperkirakan akan ekspansi moderat sepanjang tahun ini di tengah ketatnya pasar tenaga kerja. Lesunya pasar tenaga kerja telah menghambat pertumbuhan. Kendati begitu, analis berharap pertumbuhan positif terjadi di tengah membaiknya permintaan global.
Walau tumbuh lebih tinggi dari estimasi sebelumnya, pertumbuhan kuartalan tersebut masih lebih lambat daripada yang terjadi pada kuartal keempat lalu yang mencapai 6.9%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu ekonomi kuartal pertama Singapura tumbuh 4.9%. Pemerintah Singapura memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 ini berada di angka 2 %.
Singapura mulai menerapakan strategi transisi ekonomi berjangka waktu 10 tahun guna mengurangi ketergantungannya terhadap tenaga kerja murah dari luar negeri. Pada saat yang sama negara itu terus meningkatkan daya tarik industri-industri baru, seperti riset dan pengembangan. Ekonominya amat rentan terhadap fluktuasi permintaan global. Kendati ekonomi China sedang melendai, Singapura masih punya harapan pemulihan di tengah dukungan pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa.
Analis menilai data pertumbuhan ekonomi Singapura yang cukup baik bisa memberi sedikit semangat ke pasar saham Asia. Pasar Asia memang mendapat tekanan dari luar cukup berat. Namun rilis data tersebut bisa menahan penurunan yang terjadi. Sentimen pasar Asia pagi ini memburuk seiring setelah berkembangnya ketegangan politik di Thailand.