korea by dewanti

Friday, June 20, 2014

Ekonomi China Kritis, Tergantung Sektor Properti

INILAHCOM, Hong Kong - Ekonom menilai, sektor properti sangat menentukan perekonomian China saat ini yang sedang berada di level kritis.
"Kami berada pada level kritis. Namun, melihat dari harga, penjualan dan investasi di real estate secara bertahap mengalami pemulihan seiring pelonggaran terbaru dari pembatasan administratif akan mendorong penguatan ekonomi pada semester kedua." ujar Dariusz Kowalczyk, Ekonom Senior Asia, Jumat (20/6/2014).
Sebaliknya, lanjut Dariusz, apabila sektor real estate anjlok memicu perlambatan ekonomi berlanjut dan ini merupakan ancama terjadinya krisis ekonomi. Demikian mengutip dari cnbc.com.
Dariusz menjelaskan, penurunan pasar perumahan memiliki konsekuensi besar. Hal tersebut, kata Dariusz, sektor real estate menyumbang lebih dari 15% dari produksi ekonomi China dan mendukung sekitar 40 industri lainnya.
Berdasarkan data terkini, harga rumah melambat pada bulan Mei. Rata-rata harga rumah di 70 kota besar China naik 5,6% namun masih lebih lambat dibandingkan kenaikan 6,7% di bulan April tahun ini.
Harga rumah bulanan pada Mei turun 0,2% dan untuk pertama kalinya jatuh dalam dua tahun terakhir. "Real estate menunjukkan beberapa tanda awal yang menggembirakan. Namun, tetap menjad titik lemah perekonomian," terang Dariusz.
Sementara itu, Credit Agricole memperkirakan, ekonomi China akan tumbuh 7,3% pada kuartal kedua dan akan berakhir menguat 7,4% di akhir tahun 2014. "Kemungkinan besar akan tercapai tanpa penurunan suku bunga. Tetapi, mungkin pengurangan sekitar 40%," jelas Credit Agricole.
Pemerintah China sendiri, mengharapkan perekonomian akan bertumbuh sebesar 7,5% pada tahun ini. Pada akhir tahun lalu, ekonomi mengalami kenaikan hingga 7,7%.